Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2013, 14:27 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Adnan Pandupraja mengungkapkan, pengusutan indikasi dugaan penerimaan gratifikasi berupa Toyota Harrier oleh Anas Urbaningrum sebenarnya sudah sangat memenuhi unsur. Hanya, Adnan beranggapan kalau penerimaan Harrier itu terlalu kecil bagi KPK untuk menjadikan Anas sebagai tersangka.

"Kasus Harrier sudah sangat memenuhi unsur, tapi Harrier nilainya di bawah Rp 1 miliar. Saya berpendapat ini bukan level KPK," kata Adnan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (12/2/2013).

Oleh karena itu, menurutnya, KPK tengah memperdalam indikasi keterlibatan Anas dalam kasus Hambalang tersebut. KPK, kata Adnan, akan mengaitkan ke level tindak pidana yang lebih tinggi lagi. "Artinya, kita butuh pendalaman," ujarnya.

Ibarat memasak, kata Adnan, masih ada bahan-bahan yang perlu disempurnakan sehingga KPK belum menetapkan Anas sebagai tersangka. "Tolong Anda pahami, ini adalah proses internal di KPK. Kalau Anda pesan makan, kan biasa koki di belakang bilang kurang asin, kurang manis, jadi perlu ditambah gula, prosesnya belum selesai. Ini masih dalam penyempurnaan dan sebagainya," ungkapnya.

Adnan juga mengaku telah menarik kembali parafnya dari draf surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Anas Urbaningrum. Draf tersebut beredar melalui media pada Sabtu (9/2/2013). Menurut Adnan, dia mendapati dokumen draf sprindik itu di mejanya pada Kamis (7/2/2013) malam. Saat itu, dia melihat dua paraf unsur pimpinan KPK, yakni Abraham Samad dan Zulkarnaen. Karena dalam draf itu disebutkan sudah dilakukan gelar perkara, Adnan pun memparaf dokumen tersebut.

Namun, besok paginya, Adnan mengetahui kalau gelar perkara yang sudah dilakukan belum melibatkan pimpinan. "Memang ada gelar perkara, tapi itu gelar perkara bukan diikuti pimpinan, maka saya cabut, pagi-pagi hari Jumat," ucap Adnan.

Mengenai mobil Harrier, informasi dari KPK yang diterima Kompas menyebutkan kalau bukti kepemilikan mobil itu sudah dikantongi KPK. Mobil tersebut dibeli di sebuah dealer Toyota Harrier pada November 2009 di Duta Motor Pacenongan, Jakarta Pusat. Mobil mewah B 15 AUD itu diduga dibelikan PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya karena telah memenangkan tender proyek Hambalang.

 
 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Panelis Debat Capres Diminta Tandatangan Pakta Integritas Tak Akan Bocorkan Pertanyaan

    Panelis Debat Capres Diminta Tandatangan Pakta Integritas Tak Akan Bocorkan Pertanyaan

    Nasional
    Potret Persiapan Panggung Debat Capres Bertemakan 'Townhall' di Halaman KPU RI

    Potret Persiapan Panggung Debat Capres Bertemakan 'Townhall' di Halaman KPU RI

    Nasional
    Nusron Wahid: Pak Prabowo Sudah Siap Debat sejak 15 Tahun Lalu...

    Nusron Wahid: Pak Prabowo Sudah Siap Debat sejak 15 Tahun Lalu...

    Nasional
    Kubu Prabowo-Gibran Sebut Sesama Kandidat Tak Boleh Saling Serang Visi Misi Saat Debat

    Kubu Prabowo-Gibran Sebut Sesama Kandidat Tak Boleh Saling Serang Visi Misi Saat Debat

    Nasional
    Prabowo akan Buka Sekolah Unggulan di Sumbar

    Prabowo akan Buka Sekolah Unggulan di Sumbar

    Nasional
    Sapa Warga Sumbar, Prabowo Bicara Soal Program Hilirisasi hingga Pemenuhan Gizi Anak

    Sapa Warga Sumbar, Prabowo Bicara Soal Program Hilirisasi hingga Pemenuhan Gizi Anak

    Nasional
    Kunjungi Warga di Pasar Raya Padang, Prabowo Ajak Masyarakat Sumbar Gunakan Hak Pilih

    Kunjungi Warga di Pasar Raya Padang, Prabowo Ajak Masyarakat Sumbar Gunakan Hak Pilih

    Nasional
    Anehnya Sikap Parpol di DPR, Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden Setelah RUU DKJ Disetujui di Paripurna

    Anehnya Sikap Parpol di DPR, Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden Setelah RUU DKJ Disetujui di Paripurna

    Nasional
    Ini 11 Panelis Debat Capres Perdana 12 Desember 2023

    Ini 11 Panelis Debat Capres Perdana 12 Desember 2023

    Nasional
    Singgung Kasus Haris-Fatia hingga Butet, Usman Hamid: Kekuasaan Sedang Resah

    Singgung Kasus Haris-Fatia hingga Butet, Usman Hamid: Kekuasaan Sedang Resah

    Nasional
    Jelang Debat Perdana, Gibran: Sudah Simulasi

    Jelang Debat Perdana, Gibran: Sudah Simulasi

    Nasional
    Kampanye di Kuningan, Anies Janji Perjuangkan Eyang Hasan Maolani Jadi Pahlawan Nasional

    Kampanye di Kuningan, Anies Janji Perjuangkan Eyang Hasan Maolani Jadi Pahlawan Nasional

    Nasional
    Mahfud MD: Hati-hati, Kami Peluru Tak Terkendali untuk Melibas Korupsi!

    Mahfud MD: Hati-hati, Kami Peluru Tak Terkendali untuk Melibas Korupsi!

    Nasional
    Akhir Pekan, Ganjar Jalan-jalan di Mal Grand Indonesia

    Akhir Pekan, Ganjar Jalan-jalan di Mal Grand Indonesia

    Nasional
    Prabowo: Kita Harus Lanjutkan Program yang Baik, Jangan Malah Mundur

    Prabowo: Kita Harus Lanjutkan Program yang Baik, Jangan Malah Mundur

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com