Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Terbuka Elite Demokrat

Kompas.com - 08/02/2013, 12:46 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono diyakini tengah berusaha menggeser posisi Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Hanya saja, SBY tetap mengambil langkah elegan untuk melengserkan Anas.

Hal itu dikatakan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto di Jakata, Jumat ( 8/2/2013 ), menanggapi polemik internal Demokrat.

Gun Gun mengatakan, langkah itu terlihat sikap SBY yang mendorong kejelasan perkara hukum dugaan korupsi proyek Hambalang yang dituduhkan kepada Anas di Komisi Pemberantasan Korupsi. Jika terjerat hukum, maka Anas akan diminta mengundurkan diri dari jabatan seperti tradisi di Demokrat selama ini.

Indikasi lain, tambah Gun Gun, terlihat dari sikap keras para elit Demokrat seperti Jero Wacik ketika menyikapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat tinggal 8,3 persen. Saat itu, Jero mengatakan, untuk menyelamatkan Demokrat akan lebih baik jika Anas mundur dari jabatannya. Mereka, kata Gun Gun, tidak akan berani bersikap begitu tanpa izin dari SBY.

"Sangat mungkin bahwa sesungguhnya SBY tahu atau bahkan merestui apa yang dilakukan Jero dan kawan-kawannya. Tak mudah bagi aktor di luar SBY untuk membuat manuver di luar kehendak SBY," kata dia.

Dengan demikian, menurut Gun Gun, kini sudah terjadi "perang" terbuka antar elit Demokrat. Perang itu mengerucut pada dua kekuasaan, yakni SBY dan Anas. Menurut dia, keberanian Anas untuk melawan karena telah menguasai struktur partai dari pusat sampai daerah. Selain itu, diduga Anas juga memegang kartu truf Demokrat.

"Anas dari gaya politiknya mirip sekali dengan SBY, yakni lebih mengutamakan politik harmoni. Jika melawan tetap akan memakai gaya yang hampir serupa, yakni cool, calm, confidance. Ibarat permainan bola, jika dua tim berkarakter sama bertemu, maka yang akan menjadi pemenang adalah yang mampu menjaga energi karena pertarungan jauh lebih berat, bahkan membosankan," pungkas dia.

Seperti diberitakan, polemik di Demokrat kembali mencuat pascarilis hasil survei SMRC. Angka elektabilitas sebesar 8,3 persen merupakan paling rendah pascapemilu 2009 . Pihak DPP Demokrat percaya elektabilitas Demokrat memang turun, namun tak percaya tinggal 8,3 persen.

SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Demokrat akan mengumpulkan jajaran Majelis Tinggi di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jumat sore. SBY mengaku sudah memiliki solusi menyelesaikan masalah Demokrat. Solusi itu akan dibicarakan dengan Majelis Tinggi.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Demokrat "Terjun" Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Nasional
    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Nasional
    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Nasional
    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Nasional
    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    Nasional
    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Nasional
    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

    Nasional
    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Nasional
    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Nasional
    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

    Nasional
    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Nasional
    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Nasional
    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com