Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Ini, SBY Kumpulkan Majelis Tinggi Demokrat

Kompas.com - 08/02/2013, 09:41 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan mengumpulkan para anggota Majelis Tinggi, Jumat (8/2/2013) malam. Diprediksi, pertemuan ini akan membahas mengenai prahara yang tengah melanda Partai Demokrat. Ada dugaan, tengah terjadi friksi di antara dua kubu, Anas Urbaningrum dan SBY. Partai bentukan SBY ini mengalami kemerosotan setelah sejumlah survei menunjukkan bahwa elektabilitas Partai Demokrat selalu berada di bawah 10 persen.

"Biasanya pertemuannya malam, sehabis maghrib. Tapi kami belum tahu jamnya, paling baru sore dikabari," ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua, Jumat pagi, saat dihubungi wartawan.

Kemungkinan, sembilan anggota Majelis Tinggi akan hadir dalam pertemuan di kediaman pribadi SBY, di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Kesembilan orang itu adalah SBY selaku Ketua Majelis Tinggi sekaligus Ketua Dewan Pembina; Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie; Sekretaris Dewan Pembina Jero Wacik; Sekretaris Dewan Kehormatan TB Silalahi; Ketua Umum DPP Anas Urbaningrum; dua Wakil Ketua Umum DPP, Max Sopacua dan Jhonny Alen; Sekretaris Jenderal DPP Edhi Baskoro Yudhoyono; serta Direktur Eksekutif DPP Toto Riyanto.

Max mengatakan, pertemuan malam nanti akan menindaklanjuti pertemuan Dewan Pembina yang digelar SBY pada Kamis malam. "Yang tadi malam akan ditindaklanjuti tentang keinginan-keinginan yang bisa diakomodir untuk penyelamatan partai," ucap Max.

Dalam pertemuan Dewan Pembina, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Syarief Hasan, menjelaskan bahwa SBY sudah memiliki solusi untuk menyelamatkan partai yang elektabilitasnya terpuruk dalam berbagai survei akibat perkara korupsi. Saat ditanya soal solusi yang disiapkan SBY itu, Max mengaku belum mengetahuinya.

"Secara konkret belum tahu. Kan itu harus dibicarakan dengan Pak Anas. Pak Anas nanti kan juga hadir sebagai Majelis Tinggi," kata Max.

Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat menyikapi pertemuan malam nanti. Menurut Max, segala keputusan akan bermuara kepada SBY sebagai pendiri partai, dan semua kader harus mematuhi keputusan itu. Saat disinggung soal pertemuan di kediaman Anas tadi malam, Max mengakui, tidak tertutup kemungkinan pertemuan itu berbicara soal konsolidasi.

"Itu hal biasa sebenarnya. Tapi saya pikir tidak tertutup mereka bicara konsolidasi, dan hal-hal lain, di samping ada persepsi bertentangan dengan para menteri yang ingin menyelamatkan partai dengan melakukan perubahan," kata Max.

Seperti diberitakan, polemik internal Demokrat kembali mencuat setelah rilis hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat tinggal 8,3 persen. Dugaan keterlibatan Anas dalam kasus dugaan korupsi Hambalang disebut menjadi salah satu faktor penyebab terus merosotnya elektabilitas Partai Demokrat.

Bahkan, SBY yang tengah melawat ke luar negeri pun memberikan pernyataan di Arab Saudi. Ia menyebut bahwa penyelesaian kasus yang terkatung-katung di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi dampak pada kemerosotan posisi Partai Demokrat. SBY meminta KPK segera menuntaskan berbagai kasus secara tepat dan jelas.

"Jika salah katakan salah, jika benar katakan benar, termasuk kasus Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang mendapat sorotan luas masyarakat, tetapi KPK belum menentukan putusannya," kata SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

    Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

    Nasional
    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    Nasional
    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Nasional
    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Nasional
    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

    Nasional
    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Nasional
    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

    Nasional
    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Nasional
    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Nasional
    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    Nasional
    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Nasional
    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com