Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmad Mubarok Datangi Kediaman Anas

Kompas.com - 08/02/2013, 09:37 WIB
Haris Firdaus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, bertandang ke rumah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (8/2/2013) sekitar pukul 09.00 tadi.

Belum diketahui apa tujuan Mubarok datang ke rumah Anas. Saat hendak diwawancarai, Mubarok menolak. "Nanti saja ya. Waktu saya sempit," katanya.

Juga belum diketahui apakah kunjungan itu berkait dengan pertemuan pengurus Partai Demokrat di rumah Anas tadi malam, yang banyak dituding sebagai pertemuan tandingan sebelum malam nanti ada pertemuan di rumah pribadi Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas.

Mubarok yang mengenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang warna biru tua itu lalu masuk ke rumah Anas melalui pintu samping.

Anas Urbaningrum sedang menjadi sorotan terkait masalah yang menimpa Partai Demokrat. Merosotnya elektabilitas Partai Demokrat membuat beberapa pihak terkesan mendorong Anas mundur.

Malam ini, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan menggelar pertemuan Majelis Tinggi Demokrat di kediamannya di Cikeas, Bogor. Anas juga dijadwalkan hadir dalam pertemuan itu.

Sejauh pengamatan Kompas sejak pagi tadi, rumah Anas di Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, terlihat sepi. Dari rumah itu hanya terdengar suara orang membaca Al Quran melalui pengeras suara.

Menurut salah seorang pembantu di rumah Anas, ada orang yang sedang mengkhatamkan Al Quran di dalam rumah. "Setiap hari memang ada khataman semacam ini," katanya.

Dia menyatakan, khataman biasanya dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan malam hari. "Ada lima orang yang baca Al Quran sampai khatam pada pagi hari, lalu malamnya ada lima orang lain yang khataman," paparnya.

Ia menambahkan, mereka yang melakukan khataman ini berasal dari Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Pondok itu diasuh oleh KH Attabik Ali, mertua Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

    Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

    Nasional
    Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

    Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

    Nasional
    Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

    Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

    Nasional
    Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

    Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

    Nasional
    Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

    Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

    Nasional
    Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

    Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

    Nasional
    Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

    Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

    Nasional
    Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

    Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

    Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

    Nasional
    Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

    Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

    Nasional
    JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

    JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

    Nasional
    Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

    Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

    Nasional
    Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

    Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

    Nasional
    DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

    DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

    Nasional
    Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

    Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com