Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Turun Perparah Banjir

Kompas.com - 07/02/2013, 02:38 WIB

Oleh Brigitta Isworo Laksmi

Dataran Bandung berbentuk seperti mangkuk. Di sekelilingnya terdapat pegunungan, sementara di tengah-tengah terbentang dataran rendah. Ketinggian tengah cekungan sekitar 665 meter di atas permukaan laut. Adapun tinggi pegunungan hingga 2.400 meter di atas permukaan laut.

Pegunungan terbentuk pada zaman tersier, antara 65 juta-2,6 juta tahun lalu, dan pada zaman quaternari, 2,6 juta tahun hingga sekarang.

Bandung kini dihuni sekitar 7,7 juta manusia dengan arus urbanisasi cukup besar. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan berbagai persoalan seperti ekonomi sosial yang berakibat terhadap lingkungan.

Bandung saat ini menghadapi berbagai persoalan. Untuk memenuhi kebutuhan air, terutama untuk kalangan industri, terjadi penyedotan air tanah secara berlebihan. Salah satu akibat dari penyedotan air tanah berlebihan adalah penurunan tanah.

Beberapa waktu lalu di Bandung, Irwan Gumilar, anggota tim peneliti dari Divisi Penelitian Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB), memaparkan hasil penelitian tim mengenai penurunan tanah di cekungan Bandung.

Metode yang digunakan adalah survei dengan Global Positioning System (GPS) dan metode InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar). Metode InSar memotret dengan cakupan lebih luas, sementara penelitian yang menggunakan sistem GPS mampu menghasilkan gambar permukaan dengan ketelitian lebih tinggi. Penelitian dilakukan pertama menggunakan data InSAR, data GPS digunakan untuk validasi.

Beberapa faktor penyebab penurunan permukaan tanah adalah kompaksi alamiah, terjadinya proses tektonik, penyedotan air tanah dalam jumlah besar, serta beban berat dari konstruksi bangunan. ”Tanah di basin Bandung terdiri dari lanau (butiran penyusun tanah/batuan berukuran di antara pasir dan lempung), pasir, dan lempung sehingga masih dalam proses kompaksi (terus turun),” ujar Irwan.

Temuan lain, pada sejumlah daerah resapan juga terjadi penurunan permukaan tanah. ”Padahal, daerah tersebut seharusnya dipertahankan sebagai kawasan hijau untuk resapan, pembangunan harusnya rendah,” ujar Irwan.

Daerah tersebut di antaranya Majalaya, Katapang, Kopo, dan Bojongsoang. ”Di daerah-daerah tersebut kini terlihat penurunan besar,” kata Irwan. Daerah resapan di cekungan dan seputar pegunungan luasnya sekitar 2.300 kilometer persegi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com