Letusan Gunung Rokatenda itu membuat warga trauma sehingga sekitar 2.000 jiwa mengungsi ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
”Letusan besar sekali, disertai suara dentuman keras seperti halilintar. Warga yang sudah tidur pun terbangun. Mereka panik, tetapi saya sempat mengingatkan kepada warga, apa pun yang terjadi tetap tinggal dalam rumah. Situasi di luar sangat gelap,” papar Kepala Dusun Awa Male Bartolomeus Pele, Sabtu, di Sikka.
Gunung Rokatenda hingga hari Minggu masih berstatus Siaga. Sesuai pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ketinggian asap letusan hingga 4.000 meter dari puncak, dan hujan abu yang terjadi setebal 1 milimeter di Pos Pengamatan Gunung Rokatenda. Letak pos itu sekitar 17 kilometer arah selatan dari Gunung Rokatenda.
Saat letusan tampak pula semburan lava pijar, dengan lama letusan sekitar 20 menit, yang terdengar sampai pos. Gempa tremor terjadi terus-menerus sejak Sabtu pukul 23.36 hingga Minggu. Dari pantauan seismik terjadi lima kali gempa guguran dan dua kali gempa letusan.
Menurut Pastor Paroki Ave Maria Bintang Laut, Palue, RD Robert Yohanes Faroka, letusan yang terjadi Sabtu malam sama besarnya dengan yang terjadi pada 22-23 Desember 2012. ”Pagi tadi (Minggu pagi) sejumlah warga memakai perahu motor apa adanya mengungsi ke Maumere dan Ende,” ujarnya. Letusan Gunung Rokatenda membuat sebagian besar wilayah Palue dihujani debu dan abu panas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Tadeus mengemukakan, abu vulkanik Rokatenda menyebar ke Kabupaten Ende dan Nagekeo, serta sebagian daerah Mataloko, Kabupaten Ngada. ”Minggu sore hujan abu telah berkurang, tapi warga tetap diminta waspada,” katanya.
Sekitar 2.000 warga diperkirakan mengungsi ke Maumere. Wakil Bupati Sikka Wera Damianus memfasilitasi mereka dengan kapal motor.
Dari Sulawesi Utara dilaporkan, Gunung Lokon di Kota Tomohon meletus 17 kali sepanjang Sabtu hingga Minggu. Letusan di kawah Tompaluan itu tidak memunculkan korban, tetapi warga tetap waspada.
Menurut Kepala BPBD Sulut Hoyke Makarawung, warga Tomohon dan Kabupaten Minahasa sempat panik oleh letusan beberapa kali itu.