Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Bundaran HI, Finalis Puteri Indonesia Menentang Kejahatan Seksual

Kompas.com - 29/01/2013, 11:55 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para finalis Puteri Indonesia 2012-2013 turun ke jalan dan melakukan aksi solidaritas masyarakat menentang kejahatan seksual terhadap anak serta perempuan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2013). Hal itu dilakukan seiring makin banyaknya kejahatan seksual terhadap anak dan perempuan.

"Sangat sedih sekali, menurut saya sebagai Puteri Indonesia, kita harus peduli terhadap anak karena mereka tidak punya suara di sini dan hak-hak tersebut inilah yang harus kita bela," ujar Aubry, finalis Puteri Indonesia dari DKI jakarta 5, Selasa (29/1/2013).

Para kontestan tersebut datang ke Bundaran Hotel Indonesia sekitar pukul 09.00 WIB dengan menggunakan sebuah bus. Sesampainya di sana, putri-putri cantik tersebut melakukan aksi mengelilingi air mancur Bundaran HI sambil menyanyikan beberapa lagu, salah satunya lagu "Padamu Negeri".

Dalam aksinya, mereka menuntut ditingkatkannya hukuman pidana bagi para pelaku kejahatan seksual, minimal 20 tahun penjara dan pidana seumur hidup. Dalam aksinya, ke-38 kontestan itu membagikan bunga dan sebuah buku tentang dampak kejahatan seksual bagi anak kepada pengguna jalan yang melintas di kawasan Hotel Indonesia.

Melihat ada wanita-wanita ayu turun ke jalan, para pengendara pun memperlambat kendaraan laju mereka untuk menerima bunga dari mereka atau sekadar mengabadikan momen langka tersebut. Akibatnya, arus lalu lintas dari Jalan Jenderal Sudirman menuju Harmoni sempat tersendat.

Amelia Siregar, seorang kontestan Puteri Indonesia asal Jambi mengatakan, kejahatan seksual ini merupakan kejahatan yang sangat serius. Selain merusak moral, kejahatan ini bisa membuat kondisi psikis korban terganggu sampai mereka besar nanti.

"(Aksi ini) sangat baik, sangat kita dukung. Diharapkan ke depannya tidak ada lagi kekerasan terhadap anak dan perempuan. Sekecil apa pun kekerasan yang diterima sejak dini, itu akan berdampak sampai ia beranjak dewasa. Semoga masyarakat tersentuh nuraninya agar tidak melakukan kekerasan," ujar perempuan berusia 22 tahun yang menjadi guru fisika di sebuah SMU di Jambi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com