Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hary Tanoe Keluar, Surya Paloh Segera Dikukuhkan

Kompas.com - 22/01/2013, 03:11 WIB

Jakarta, Kompas - Wakil Ketua Majelis Nasional Partai Nasdem Hary Tanoesoedibjo keluar dari partai itu sejak Senin (21/1), ditengarai akibat beda pandangan dengan Surya Paloh, Ketua Majelis Nasional Partai Nasdem. Surya Paloh pun segera dikukuhkan menjadi ketua umum partai tersebut.

Dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin, Hary mengatakan, ada perbedaan karena dirinya ingin mempertahankan struktur kepemimpinan yang ada dan mengedepankan kelompok muda. ”Nasdem itu 70 persen diisi orang muda di bawah 40 tahun. Demikian pula pemilih dan sebagian besar penduduk Indonesia, sebanyak 85 persen adalah generasi di bawah 40 tahun. Saya tetap berharap yang terbaik untuk Nasdem,” kata Hary.

Sekjen Partai Nasdem Ahmad Rofiq juga mengundurkan diri. Begitu pun Saeful Haq (Sekjen Ormas Garda Pemuda Nasdem) dan Endang Tirta Angga (Kepala Bidang Internal). Hary mengatakan, kedekatan dirinya dengan pengusaha tidak berarti dia berhubungan bisnis dan berpolitik dengan orang sama. Dia mengaku tetap berhubungan baik dengan Surya Paloh.

Namun, Hary menegaskan, aktivitasnya di politik tetap berlanjut. Hanya saja, dia tidak menjelaskan apakah akan bergabung dengan partai politik tertentu. ”Bagi saya, bisnis adalah bisnis untuk mengatur organisasi usaha. Politik adalah politik untuk menyalurkan idealisme dan berbuat bagi bangsa,” ujarnya.

Ketua Umum Partai Nasdem Patrice Rio Capella mengatakan, pihaknya tetap bersahabat dengan Hary Tanoesoedibjo dan kawan-kawan. ”Kewenangan menjadi ketua ada sepenuhnya di tangan MNP (majelis nasional partai). Surya Paloh sebagai pendiri dan ketua punya kewenangan penuh. Tidak ada perpecahan akibat mencari posisi ketua umum. Saya tidak masalah posisi ketua diganti sejalan perkembangan organisasi,” lanjutnya.

Menurut Rio, Surya Paloh segera dikukuhkan sebagai ketua umum partai pada kongres 25 Januari 2013. ”Ini bagian perjalanan partai. Awalnya, saya membangun sampai menjadi peserta pemilu dengan komposisi minimal, hanya 13 orang. Kini, beban makin berat dan kami desain supaya Pak Surya menjadi ketua umum,” katanya.

Ketua Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan menambahkan, selama ini banyak permintaan dari pengurus daerah supaya Surya menjadi ketua umum. Pengunduran diri ini disesalkan Ferry, tetapi pilihan bergabung atau meninggalkan parpol dinilai hak politik warga negara.

Pengamat politik LIPI, Indria Samego, menyatakan, citra Partai Nasdem yang banyak diharapkan sebagai gerakan baru yang ikut pemilu justru dirusak oleh perpecahan internal yang sumbernya rebutan kuasa.

Keterbelahan partai dan mundurnya Hary, kata pengajar Universitas Gadjah Mada, AA Gn Ari Dwipayana, akan membuat Partai Nasdem menghadapi masa depan yang suram. Kekuatan finansial dan jaringan media yang dimiliki Hary akan mengurangi kekuatan partai.

Peneliti senior Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad, mengatakan, ”Jika gagal mengatasi konflik dan tak bisa konsolidasi, Partai Nasdem bakal disandera konflik internal.” (ONG/INA/EKI/IAM/LOK/DIK/WHY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com