Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2013, 21:28 WIB
Bambang Sigap Sumantri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Sukardi Rinakit menilai, Partai Gerindra dan Partai Nasdem berpeluang besar mendapatkan keuntungan dari karut-marutnya internal partai Demokrat.

"Partai Demokrat ribut terus, soal Anas, Hambalang, ucapan Sultan Batoegana terhadap Gus dur dan banyak lagi. Itu menurunkan popularitas partai, dan condong pendukungnnya lari ke Gerindra dan Nasdem," ujarnya, dalam Rapat Koordinasi dan Pelatihan Badan Komunikasi Partai Gerindra dengan tim DPD Komunikasi Partai Gerindra,  di Hotel Century, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2013).

Sukardi memprediksi, Partai Gerindra akan mampu mendapatkan suara lebih dari 22 persen pada pemilu legislatif 2014, jika mampu memanfaatkan momentum kisruhnya partai Demokrat.

Perolehan suara ini dapat bertambah, jika Gerindra mampu mengaet partai partai non parlemen untuk bergabung.

"Analisa saya Golkar dan PDIP persentasi suaranya akan stagnan pada angka 20 persen, Demokrat dan PKS diangka 7 persen hingga 10 persen, Nasdem 5 persen. Sisanya ada pada angka parlemen parliamentary threshold," ujarnya.

Berkaca pada analisa itu, Rinakit yakin Partai Gerindra akan mampu mengusung calon presiden tanpa harus koalisi dengan partai lain.

Menurut Rinakit, calon presiden dari partai Gerindra, Prabowo Subianto, termasuk yang diuntungkan dari sisi "ketidaktegasan" pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai presiden.

Prabowo menjadi salah satu tokoh, dari empat tokoh yang menurut masyarakat memiliki karakter yang kuat dan tegas. Ketiga tokoh lainnya yakni Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Megawati Soekarnoputri.

Rinakit mengingatkan sifat masyarakat Indonesia adalah mudah lupa, mudah kasihan dan mudah bosan.

Pilpres 2014 nantinya, lanjut Rinakit, masyarakat sudah bosan dan mencari karakter yang berlawanan dengan karakter presiden saat ini.

"Tokoh-tokoh ini dinilai masyarakat memiliki sikap tegas, sikap yang dinilai masyarakat kurang dimiliki SBY. Masyarakat sudah bosan dengan ketidaktegasan SBY memimpin," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 6 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
Surya Paloh Perintahkan Syahrul Yasin Limpo Pulang untuk Patahkan Asumsi 'Hilang'

Surya Paloh Perintahkan Syahrul Yasin Limpo Pulang untuk Patahkan Asumsi "Hilang"

Nasional
Ditanya soal Keberadaan Syahrul Yasin Limpo usai Kembali ke Tanah Air, Waketum Nasdem: Belum Tahu

Ditanya soal Keberadaan Syahrul Yasin Limpo usai Kembali ke Tanah Air, Waketum Nasdem: Belum Tahu

Nasional
Mentan Syahrul Yasin Limpo Kembali ke Tanah Air, Febri Diansyah Merapat ke Nasdem Tower

Mentan Syahrul Yasin Limpo Kembali ke Tanah Air, Febri Diansyah Merapat ke Nasdem Tower

Nasional
Wakil Menteri Mengaku Tidak Tahu Ada BUMN Jual Senjata ke Myanmar

Wakil Menteri Mengaku Tidak Tahu Ada BUMN Jual Senjata ke Myanmar

Nasional
PDI-P Sebut Semua Kunjungan Ganjar, Termasuk ke Surabaya Dilaporkan ke TPN

PDI-P Sebut Semua Kunjungan Ganjar, Termasuk ke Surabaya Dilaporkan ke TPN

Nasional
Enggan Tanggapi Isu 'Reshuffle', Sekjen PDI-P Singgung Komunikasi Jokowi dengan Ketum Parpol Pengusung

Enggan Tanggapi Isu "Reshuffle", Sekjen PDI-P Singgung Komunikasi Jokowi dengan Ketum Parpol Pengusung

Nasional
Pilkada Akan Dimajukan, Pemerintah Buka Opsi Revisi UU

Pilkada Akan Dimajukan, Pemerintah Buka Opsi Revisi UU

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Ganjar Pranowo, Memori Merapi, dan Mbah Maridjan

GASPOL! Hari Ini: Ganjar Pranowo, Memori Merapi, dan Mbah Maridjan

Nasional
Bertemu Kaesang Besok, Puan: Saya Selalu Membuka Diri

Bertemu Kaesang Besok, Puan: Saya Selalu Membuka Diri

Nasional
Komnas HAM Diminta Selidiki 3 BUMN Diduga Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

Komnas HAM Diminta Selidiki 3 BUMN Diduga Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

Nasional
Antusiasnya Warga Kampung Pengarengan Sambut Blusukan Kaesang, Berebut Foto Bersama

Antusiasnya Warga Kampung Pengarengan Sambut Blusukan Kaesang, Berebut Foto Bersama

Nasional
Harap Hasil Positif, PDI-P Ungkit Hubungan Historis dengan Jusuf Kalla Pilpres 2014

Harap Hasil Positif, PDI-P Ungkit Hubungan Historis dengan Jusuf Kalla Pilpres 2014

Nasional
Keselamatan dan Jam Kerja Aman, PGN Sabet 14 Penghargaan Keselamatan Migas 2023

Keselamatan dan Jam Kerja Aman, PGN Sabet 14 Penghargaan Keselamatan Migas 2023

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tugaskan Puan Temui Kaesang

Hasto Sebut Megawati Tugaskan Puan Temui Kaesang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com