JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Presiden RI BJ Habibie menyindir kinerja perekonomian Indonesia saat ini. Menurut dia, banyak kinerja perekonomian Indonesia yang belum berpihak ke masyarakat kecil.
"Ekonomi Indonesia itu paradoks. Banyak terjadi ketimpangan," kata Habibie di Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Habibie mengatakan, kinerja perekonomian Indonesia lebih banyak melirik sisi makro dibandingkan dengan mikro. Padahal, sebagian besar masyarakat Indonesia justru hidup di sisi mikro, khususnya dalam hal usaha.
Habibie juga mengkritik bahwa perekonomian Indonesia lebih mengandalkan sumber daya alam (SDA) dibandingkan dengan mengeksplorasi sumber daya manusia (SDM). Indonesia dinilai belum bisa bertindak seperti negara maju yang lebih mengolah tenaga SDM untuk bisa memajukan negara.
"Kondisi ini mengakibatkan sektor pertanian ditinggalkan. Mereka tidak diberikan lapangan kerja sehingga mereka justru ramai-ramai ke kota ataupun ke luar negeri untuk menjadi TKI ataupun TKW," katanya.
Dalam hal perdagangan, Indonesia juga hanya berorientasi pada neraca pembayaran dan neraca perdagangan. Padahal, untuk bisa produktif atau tidak, hanya bisa dilihat dari produktivitas jam kerja. Hal ini akan dengan sendirinya mengangkat neraca perdagangan dan pembayaran dalam negeri.
"Selain itu, para pemimpinnya lebih mengutamakan citra dan hanya berwacana daripada kerja nyata," katanya.
Baca juga:
Boediono: Tiga Syarat Indonesia Jadi Negara Maju
Bappenas: Indonesia Bukan Negara Autopilot
Pemilu 2014 Bisa Jadi "Mesin" Ekonomi Indonesia
RI Siap Hadapi Krisis
Indonesia Fokus Menuju Nomor 7 Dunia
McKinsey: Lima Fakta Indonesia Bisa Jadi Negara Maju pada 2030
Simak artikel terkait di topik Ekonomi Indonesia Tetap Melaju