Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical, Dahlan, dan Anas Paling Banyak Dicela di Media Sosial

Kompas.com - 16/01/2013, 19:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menurut hasil survei PoliticaWave.com pada media sosial periode 1 Oktober hingga 31 Desember 2012, calon presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical paling banyak dibicarakan mengenai hal negatif oleh pengguna jejaring sosial seperti Twitter. Posisi kedua yang paling banyak dibicarakan mengenai hal negatif adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan, kemudian menyusul Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Direktur PoliticaWave.com Yose Rizal mengatakan, dalam pandangan pengguna jejaring sosial, banyak kasus yang membelit Ical. Salah satu yang paling sering ditemukan adalah pembicaraan mengenai lumpur Lapindo.

“Ada kasus lumpur Lapindo, grup usaha dililit utang, sampai politisasi sepak bola Indonesia,” terang Yose di Jakarta, Rabu (16/1/2013).

Dalam perbincangan di jejaring sosial, Ical juga sering dibandingkan dengan Jusuf Kalla. Bahkan pencitraan iklan Ical di televisi dengan jargon “Sahabat ARB” kerap mendapat sentimen negatif.

“Ada yang bilang elektabilitas rendah, harus mencontoh kepemimpinan JK, hilang di survei LSI, dan anggapan JK lebih bagus dari Ical,” kata Yose.

Hal positif yang dibicarakan tentang Ical hanyalah saat melakukan silaturahim dengan Presiden ke-3 RI BJ Habibie di Jerman dan pemberitaan tentang dirinya yang telah menyiapkan kursi caleg untuk politisi populer.

Bagaimana dengan Dahlan?

Menurut Yose, Dahlan sempat mendapat simpati rakyat media sosial ketika berperilaku tak seperti kebanyakan menteri lainnya. Hal ini, di antaranya, ketika Dahlan membawa mobil sendiri atau tanpa sopir, naik kendaraan umum, membuang kursi loket tol, dan menggratiskan jalan tol, serta mengangkat kasus pemerasan BUMN oleh oknum anggota DPR. Namun, pengguna jejaring sosial seperti Twitter kemudian berbalik memberikan sentimen negatif kepada Dahlan.

“Dahlan kemudian dibicarakan tentang kerugian PLN, somasi PAN, ceroboh melaporkan anggota DPR, dinilai lecehkan DPR, diperingatkan oleh presiden. Bahkan banyak yang kemudian menganggap Dahlan hanya melakukan pencitraan lebay (berlebihan) atau senang eksis di media,” terang Yose.

Sedangkan untuk Anas Urbaningrum tak lepas dari dugaan keterlibatannya dalam korupsi wisma atlet dan Hambalang. Hal itu pun membuatnya menjadi politisi muda populer, tetapi tidak disukai. Anas pun dianggap memberikan citra negatif bagi Demokrat.

“Positifnya hanya keberhasilan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat yang direstui Cikeas, mengalahkan Andi Mallarangeng yang saat itu lebih populer,” terangnya.
 
Sementara itu, sebelumnya terdapat tiga tokoh yang paling banyak dibicarakan hal positifnya oleh pengguna jejaring sosial. Ketiganya secara berturut-turut yakni Mahfud MD, Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto.

Sedangkan untuk tokoh yang paling banyak dibicarakan yakni Aburizal "Ical" Bakrie oleh sekitar 28 juta pengguna jejaring sosial. Namun, pembicaraan mengenai Ical lebih sering bersifat negatif ketimbang positifnya.

Setelah Ical, menyusul Prabowo, Mahfud MD, Dahlan Iskan, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla. Megawati sendiri berada pada posisi seimbang antara negatif dan positif dalam pembicaraan di media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Nasional
    Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

    Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

    Nasional
    BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

    BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

    Nasional
    Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

    Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

    Nasional
    Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

    Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

    Nasional
    Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

    Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

    Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

    Nasional
    Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

    Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

    Nasional
    Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

    Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

    Nasional
    Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

    Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

    Nasional
    Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

    Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

    Nasional
    Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

    Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

    Nasional
    Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

    Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

    Nasional
    Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

    Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

    Nasional
    Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

    Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com