Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blusukan"...

Kompas.com - 05/01/2013, 08:52 WIB

Oleh BUDIARTO SHAMBAZY

KOMPAS.com - Seperti ditulis judul utama harian ini edisi 2 Januari 2013, masyarakat puas dengan ”malam tanpa kendaraan” di sepanjang Jalan MH Thamrin dan Jalan Sudirman. Rasa puas ini layak dijaga kesinambungannya bagi kita warga Jakarta yang sudah lama rindu kebersamaan.

Sudah pasti acara yang lebih layak disebut sebagai ”pesta rakyat” itu dinobatkan jadi acara tahunan. Selain itu, acara serupa, misalnya ”malam muda- mudi”, yang digelar dalam rangka hari ulang tahun Jakarta setiap Juni, juga akan menjadi pesta rakyat.

Puluhan tahun lalu kita merasakan kebersamaan itu setiap malam menjelang hari-hari besar. Jakarta ramai tidak hanya pada malam tahun baru, tetapi juga malam takbiran Idul Fitri, malam takbiran Idul Adha, dan malam muda-mudi.

Malam-malam itu meriah karena pada paruh kedua tahun 1960-an Jakarta dilanda euforia berakhirnya Orde Lama. Oleh sebab itu, malam-malam pesta itu kadang kala diwarnai ”kebebasan” seperti perkelahian antargeng atau kebut-kebutan.

Apa pun, Bang Ali Sadikin selaku gubernur pandai mengemas acara-acara di luar ruang. Salah satunya, anak-anak muda berjalan atau bermobil lalu-lalang di sepanjang Thamrin-Sudirman dengan kostum dan tata wajah warna-warni serta unik.

Panggung bertebaran di mana-mana dan sebagian menyuguhkan band-band lokal top, seperti Koes Plus atau Panbers. Jumlah mobil yang terbilang sedikit saat itu tidak memerlukan pemberlakuan ”tanpa kendaraan” seperti sekarang. 

Namun, tradisi pesta seperti yang dilakukan di kota-kota besar lain di dunia itu terhenti setelah Bang Ali tak lagi menjadi Gubernur DKI tahun 1977. Popularitas Bang Ali yang meroket menimbulkan rasa cemburu elite penguasa saat itu.

Kini terbuka lagi peluang untuk merekatkan kembali persaudaraan antarwarga Ibu Kota berkat pesta rakyat 31 Desember lalu. Jakarta memerlukan emotional and physical gathering tanpa memandang kelas, kelamin, kulit, atau usia warga.

Banyak pelajaran dapat dipetik dari ”pesta rakyat” sejak sore 31 Desember 2012 sampai dini hari 1 Januari 2013. Kedatangan dan kepergian ribuan massa yang lalu-lalang dalam beberapa jam di wilayah tertentu adalah peristiwa tak main-main.

Entah berapa ribu orang yang tumplak di Thamrin-Sudirman. Namun, bagi wartawan yang terbiasa meliput pertandingan sepak bola, jumlah itu mencapai hitungan ”puluhan ribu”.

Terasa sekali kurangnya kehadiran aparat keamanan, terutama di tengah-tengah kerumunan yang kelewat berbahaya sampai sukar menggerakkan badan dan menyesakkan napas. Aparat keamanan kita mungkin masih awam dalam soal pengendalian massa berskala raksasa yang penuh ancaman.

Sebaiknya aparat keamanan lebih konsentrasi ke pengaturan lalu lintas manusia, baik yang menetap di tempat tertentu maupun yang lalu-lalang. Di beberapa titik terjadi kemacetan manusia yang cukup menyeramkan dan membahayakan nyawa.

Bisa dibayangkan, apa yang terjadi andaikan tiba-tiba muncul rasa panik di kerumunan padat tersebut? Tak urung banyak korban yang mungkin jatuh terinjak-injak lautan manusia.

Ngeri menyaksikan mereka yang berteduh di jembatan-jembatan penyeberangan ataupun halte-halte bus transjakarta. Pertanyaannya, seberapa kuatkah struktur jembatan dan halte untuk menahan beban berat manusia yang amat berjubel?

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

    Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

    Nasional
    Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

    Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

    Nasional
    e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

    e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

    Nasional
    Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

    Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

    Nasional
    MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

    MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

    Nasional
    Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

    Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

    Nasional
    4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

    4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

    Nasional
    Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

    Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

    Nasional
    Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

    Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

    Nasional
    Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

    Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

    Nasional
    Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

    Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

    Nasional
    Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

    Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

    Nasional
    Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

    Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

    Nasional
    Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com