Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/01/2013, 07:45 WIB

KOMPAS.com - Bagi para ibu muda, kehadiran seorang pengasuh bayi atau baby sitter pasti sangat membantu meringankan pekerjaan dan perawatan bayi. Namun, setiap orang tua pasti ingin anaknya diasuh oleh baby sitter yang berpengalaman, sabar dan sayang pada anak-anaknya.

Hanya saja mencari baby sitter yang memenuhi semua kriteria ini tidaklah mudah, malahan saat ini semakin banyak baby sitter yang justru terlibat banyak kasus kejahatan misalnya menculik bayi, mencuri dan lain-lain. Windya Novita dalam bukunya yang berjudul Serba-Serbi Anak mengungkapkan ada berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum memilih baby sitter yang berkualitas dan dapat dipercaya.

1. Cari referensi dari teman, kerabat  dalam mencari agen penyalur baby sitter yang sudah mempunyai reputasi baik. Jika saudara atau teman merekomendasikan nama seorang pengasuh bayi dari agen yang sudah dikenal berkualitas maka tak ada salahnya dipertimbangkan.

2. Carilah pengasuh bayi yang telah berpengalaman dan punya pendidikan khusus merawat bayi. Usahakan agar Anda memilih baby sitter yang paham ilmu keperawatan dan kejiwaan anak.

3. Lakukan wawancara singkat dengan calon baby sitter Anda untuk mengetahui kepribadian dan kecocokan dari calon baby sitter Anda.

4. Baby sitter haruslah orang yang bersih, sabar, dan luwes dalam mengasuh bayi. Untuk mengetahui hal ini biasanya bisa dilakukan dengan feeling hati atau referensi orang lain.

5. Sebaiknya beri waktu percobaan sebelum Anda mempercayakan baby sitter untuk mengasuh bayi Anda. Dan biasanya agen penyalur ini akan mengizinkan Anda untuk mengganti baby sitter selama batas waktu tertentu jika Anda tak cocok.

6. Selama masa percobaan, perhatikanlah cara kerjanya mulai dari caranya memberi susu, mengganti popok, memandikan dan memberi makan bayi.

7. Jangan lupa untuk meminta data pribadi calon baby sitter dari agen penyalur, misalnya KTP dan ijazah kursus mengasuh bayi. Jika diperlukan cek saja dulu kebenarannya. Ini dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.

Sumber: Serba-Serbi Anak oleh Windya Novita

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Dia Cara Atasi Anak yang Galak

Ini Dia Cara Atasi Anak yang Galak

Parentopedia
Pusat Pelayanan Autis Denpasar Jadi Pusat Percontohan

Pusat Pelayanan Autis Denpasar Jadi Pusat Percontohan

Parentopedia
Istri Cari Uang, Suami Pengangguran, Apa Solusinya?

Istri Cari Uang, Suami Pengangguran, Apa Solusinya?

Parentopedia
Bebas Layar Elektronik, Anak Tumbuh dengan Kemampuan Sosial Positif

Bebas Layar Elektronik, Anak Tumbuh dengan Kemampuan Sosial Positif

Parentopedia
Studi: Pertumbuhan Anak yang Bebas Bermain Lebih Baik

Studi: Pertumbuhan Anak yang Bebas Bermain Lebih Baik

Parentopedia
Ada Cara Baru untuk Belajar Sambil Liburan di Singapura

Ada Cara Baru untuk Belajar Sambil Liburan di Singapura

Parentopedia
Inikah Seniman Musik Bali Paling Muda?

Inikah Seniman Musik Bali Paling Muda?

Parentopedia
Kapan Anak Harus Mulai Belajar tentang Toleransi?

Kapan Anak Harus Mulai Belajar tentang Toleransi?

Parentopedia
Pintar Berimajinasi, Anak Usia 5 Tahun Ini Ciptakan Kota Lewat Lego

Pintar Berimajinasi, Anak Usia 5 Tahun Ini Ciptakan Kota Lewat Lego

Parentopedia
Tanpa Sosok Ayah, “Single Mom” Juga Bisa Besarkan Anak Laki-laki

Tanpa Sosok Ayah, “Single Mom” Juga Bisa Besarkan Anak Laki-laki

Parentopedia
Beri Anak Asih, Asah, dan Asuh untuk Tumbuh

Beri Anak Asih, Asah, dan Asuh untuk Tumbuh

Parentopedia
Inilah Kelebihan Anak yang Dibesarkan oleh “Single Mom”

Inilah Kelebihan Anak yang Dibesarkan oleh “Single Mom”

Parentopedia
Psikolog: “Single Mom” Tak Perlu Merasa Bersalah kepada Anak

Psikolog: “Single Mom” Tak Perlu Merasa Bersalah kepada Anak

Parentopedia
Baru Usia 3 Tahun, Anak Ini Sudah Pandai Main Bulu Tangkis

Baru Usia 3 Tahun, Anak Ini Sudah Pandai Main Bulu Tangkis

Parentopedia
Bolehkah Ibu Cium Anak di Bibir?

Bolehkah Ibu Cium Anak di Bibir?

Parentopedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com