Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Protes Hasil Audit Hambalang, BPK Tak Mau Tanggapi

Kompas.com - 27/12/2012, 12:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Agus Martowardojo sempat keberatan terhadap hasil audit investigasi tahap I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Menkeu keberatan lantaran BPK tidak memberikan ruang dilakukannya "exit interview" (tanggapan) sebagai tanggapan atas hasil audit tersebut. Menanggapi hal ini, anggota III BPK, Agung Firman Sampurna, mengaku tidak akan menanggapi keluhan Menkeu itu. Ia mengatakan, hasil audit memang tidak akan bisa memuaskan semua pihak.

"Saya pribadi tidak dalam posisi yang menanggapi itu. Tapi bisa saya katakan, pastinya hasil audit tidak akan memuaskan semua orang. Itu sudah pasti, apalagi ini audit investigatif," ujar Agung, Kamis (27/12/2012) dalam jumpa pers di Gedung BPK, Jakarta.

Menurut Agung, keluhan Menkeu adalah hal yang wajar. "Mereka yang namanya dianggap ikut bertanggung jawab pasti ada perasaan tidak enak, manusiawi saya kira," ujarnya.

Namun, Agung yakin bahwa audit ini sah dan sudah menggambarkan secara utuh persoalan yang terjadi dalam proyek Hambalang. "Saya juga ingin menyampaikan kepada publik bahwa hasil ini diperoleh melalui sistem yang salah satunya bukan hanya integritas, melainkan juga profesionalisme," ujar Agung.

Ia menuturkan bahwa hasil audit ini sudah cukup menjadi petunjuk agar aparat penegak hukum bertindak. Namun, Agung menjelaskan BPK tidak berhenti dalam audit pertama itu saja. "Kami ingin sajikan sebuah hasil yang paripurna," ucapnya.

Hasil paripurna, lanjut Agung, akan ada dalam laporan investigasi tahap II proyek Hambalang yang tengah dikerjakan auditor BPK. Pada audit tahap kedua itu, BPK akan fokus pada aliran dana proyek senilai Rp 2,6 triliun itu.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, hasil audit investigasi BPK terhadap satu kasus di Kementerian Keuangan harus mendapat "exit interview" dari lembaga yang diaudit. Menurut Agus Marto, hingga saat ini "exit interview" tidak pernah direalisasikan. Padahal, hal ini diperlukan agar Kementerian Keuangan dapat memahami dan memberikan tanggapan atas hasil audit investigasi dari BPK RI, serta menjalankan rekomendasinya.

"Pengalaman pribadi saya selama tiga tahun, ketika ada satu kasus dan diaudit oleh BPK, antara fakta dan hasil audit terkadang tidak nyambung. Ini kami minta perhatian dari bapak dan ibu di Komisi XI DPR," tutur Agus Marto di sela-sela rapat kerja Komisi XI DPR tentang privatisasi Semen Baturaja beberapa waktu lalu.

Di dalam audit tahap pertama, BPK menemukan indikasi kerugian negara dari sistem multiyears yang digunakan untuk membangun Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sistem pembiayaan multiyears ini bahkan disetujui Menteri Keuangan Agus Martowardojo meski tidak ditandatangani Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Kontrak tahun jamak ini pun diindikasikan BPK telah merugikan negara sampai Rp 243,66 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

    Nasional
    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Nasional
    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Nasional
    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    Nasional
    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Nasional
    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Nasional
    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Nasional
    Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

    Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

    Nasional
    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Nasional
    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Nasional
    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Nasional
    Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Nasional
    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com