JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana perombakan kabinet mengemuka pasca-pengunduran diri Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendukung adanya perombakan kabinet ini. Fraksi itu mendukung perombakan dilakukan terhadap menteri-menteri yang kerap menimbulkan hiruk-pikuk politik.
"Yang perlu di-reshuffle menteri yang buat gaduh. Saya tidak akan sebut nama," ujar Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar, Rabu (12/12/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Hasrul mengatakan seorang menteri seharusnya menjadi telinga, mata, dan bibir bagi presiden sehingga para menteri seharusnya berhati-hati dalam bertutur kata. "Jangan seperti menteri yang sebut sekian nama minta jatah ke BUMN, terus diralat lagi. Apakah menteri itu tidak merasakan beban keluarga orang-orang yang disebut itu," kata Hasrul.
Selain itu, Hasrul juga mengkritik sikap Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang ditengarai menginstruksikan pemblokiran anggaran dana optimalisasi Kementerian Pertahanan. "Kalau mau bintangi anggaran, ya, sowan dulu ke DPR. Nah kalau menteri-menteri seperti ini pantas diteruskan ya silakan. Semuanya tergantung Presiden," ujarnya.
Seperti diketahui, manuver yang dilakukan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam banyak membuat geram anggota Dewan. Pasalnya, Dahlan menuding ada anggota Dewan yang memeras direksi BUMN. Sementara Dipo menuding adanya kongkalikong pembahasan anggaran di DPR dengan pemerintah.
Lebih lanjut, Hasrul mengungkapkan, PPP siap jika nantinya Presiden memutuskan melakukan perombakan kabinet. Hasrul menuturkan PPP siap berada di luar pemerintahan. Saat ini, ada dua menteri yang berasal dari PPP, yakni Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz. Namun, Hasrul yakin menteri-menteri PPP itu aman dari perombakan.
"Untuk evaluasi saya nilai memang perlu. Tapi saya yakin PPP tidak ada di situ. Dari sekian banyak menteri yang menjadi ketua umum, ketua umum kami Suryadharma Ali yang punya kinerja paling tinggi. Jadi kami yakin tidak mungkin," ucap Hasrul lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.