JAKARTA, KOMPAS.com - Bangsa Indonesia dilanda krisis yang berkepanjangan akibat kehilangan moralitas, terutama di kalangan para pemimpin. Untuk mengatasinya, kita harus kembali menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bersama.
Wakil Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Liesje EF Tamuntuan Makisanti, menyampaikan seruan itu dalam Kongres Nasional Tokoh Agama IV bertema "Etika Berbangsa dan Bernegara" di Jakarta, Kamis (6/12/2012). Kongres diikuti para tokoh dari lintas agama, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Menurut Liesje EF Tamuntuan Makisanti, sebagian masyarakat saat ini mudah meledak sehingga merebak menjadi konflik besar. Padahal, pemicunya kadang hanya masalah-masalah sepele. Ini memperihatinkan.
Masalah ini bukan berakar pada sistem belaka, melainkan berkait dengan soal etika berbangsa dan bernegara yang meredup. Untuk mengantisipasinya, bangsa Indonesia harus kembali berpegang pada Pancasila sebagai dasar negara, sumber nilai, dan panduan.
Kelima sila dalam Pancasila harus dijadikan pedoman untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila diakui telah menjadi rumah bersama yang didalamnya semua orang apapun latar belakang agama, keyakinan, suku, etnis bisa hidup bersama. Pancasila dan nilai nilai agama tidak bertentangan.
"Bangsa Indonesia itu majemuk, terdiri dari beragam suku, bahasa, budaya, agama. Itu anugerah. Bangsa Indonesia tak ada kalau sumber kemajemukan tak diakui," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.