Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2012, 19:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi XI DPR Sumaryoto menampik semua tudingan upaya pemerasan terhadap direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) saat dikonfrontir dengan Direktur Utama Merpati Rudy Setyopurnomo, Rabu (28/11/2012) siang. Sumaryoto mengklaim dirinya justru yang paling perhatian akan nasib Merpati yang terus merugi.

"Saya sudah mengikuti Merpati sejak tahun 2000. Jadi, saya mengikuti PMN (penyertaan modal negara) yang diterima Merpati, dari Rp 75 miliar hingga Rp 200 miliar," ujar Sumaryoto, Rabu (28/11/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Menurut Sumaryoto, Merpati harus terus disuntik dana negara untuk bisa menjangkau kawasan pelosok Indonesia. Pada tahun 2012, lanjutnya, PMN Merpati sempat terlambat dicairkan karena Direktur Utama Merpati Rudy Sertyopurnomo yang baru saja menjabat belum juga menyerahkan business plan ke Komisi XI DPR.

"Business plan ini yang selalu saya kejar. Tapi sampai sekarang, business plan dirut baru ini belum juga kami terima. Mungkin karena sikap saya ini, ternyata dia (Rudy) suudzon saja. Saya dikira mempersulit keluarnya Rp 200 miliar," ujar politisi PDI-Perjuangan itu.

Padahal, PMN Merpati senilai Rp 200 miliar saat ini tertahan pencairannya di Kementerian Keuangan. "Sekarang Rp 200 miliar itu masih di Kemenkeu karena tergabung dalam satu dana glondongan sebesar Rp 2 triliun. Sampai sekarang tidak cair karena belum ada business plan," imbuhnya.

Sumaryoto bahkan mengaku sempat menyurati Kementerian BUMN tentang tidak adanya business plan Dirut Merpati yang baru. "Kalau saya kongkalikong, saya tidak akan kirim surat ke BUMN. Sekarang saja, menurut saya, Rp 200 miliar itu Merpati masih berdarah-darah karena terlambat cair. Saya tidak mengerti acara-acara yang disebut saya minta-minta begini," kilah Sumaryoto.

Badan Kehormatan DPR hari ini mengkonfrontasi pernyataan Dirut Merpati dengan Sumaryoto. Hal ini dilakukan untuk membuktikan soal dugaan pemerasan yang dilakukan Sumaryoto terhadap direksi Merpati. Pada pemanggilan sebelumnya, Sumaryoto mengaku pernah tiga kali bertemu dengan direksi Merpati di luar agenda resmi DPR seorang diri untuk meminta business plan Rudy.

Namun, substansi pertemuan itu ditangkap berbeda oleh Rudy. Rudy menilai Sumaryoto tengah berupaya meminta jatah terkait penyertaan modal negara (PMN) Merpati senilai Rp 200 miliar yang masih dibintangi DPR.

Baca juga:
Hatta: Lagi-lagi Dahlan Iskan Salah
Linda Megawati: Saya Terpukul Disebut Pemeras
BK Konfrontasi Dirut Merpati dengan Sumaryoto
BK Minta Dahlan Cari Bukti Hukum Pemerasan BUMN
Diperiksa BK 2 Jam, Dirut Merpati Bungkam
Mantan Dirut Merpati Bantah Ada Pemerasan
Hatta: Dahlan seperti Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dahlan Iskan Versus DPR

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    28th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com