Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: Mana Ada Pengaturan Penyadapan di KUHAP

Kompas.com - 23/11/2012, 20:55 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku heran dengan pihak-pihak yang mempersoalkan kewenangan penyadapan yang mereka miliki. Tak hanya itu, mereka yang mempersoalkan penyadapan Komisi Pemberantasan Korupsi karena tak sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana sebagai hal yang konyol sekaligus tidak tahu hukum acara.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengaku bingung dengan pernyataan beberapa pihak yang mengatakan penyadapan KPK tidak sesuai KUHAP. "Saya juga bingung kok ada pernyataan, KPK melakukan penyadapan tidak sesuai KUHAP. Padahal tidak ada tata cara penyadapan yang diatur di sana. Tolong ditanya lagi pada yang mengeluarkan statement bahwa KPK melanggar KUHAP. Di pasal berapa itu? Tanpa bermaksud menggurui kepada pihak yang mengatakan penyadapan KPK melanggar KUHAP, minta tolong dibaca lagi KUHAP itu," kata Johan di Jakarta, Jumat (23/11/2012).

Menurut Johan, yang benar, kewenangan penyadapan KPK diatur dalam UU Nomor 30/2002 tentang KPK. Dalam UU KPK, kewenangan tersebut dinyatakan, bahwa dalam melaksanakan tugasnya, KPK berwenang menyadap dalam penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.

Johan mengatakan, dia merasa heran kalau ada pihak yang juga mempersoalkan status orang-orang yang disadap. "Pasal 12 UU KPK itu tidak multitafsir. Dalam tugas melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan KPK berwenang melakukan penyadapan, merekam pembicaraan. Tidak ada kata-kata penyadapan harus kepada tersangka atau saksi," kata Johan.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar Nudirman Munir mengatakan, dalam pertemuan tertutup antara mantan penyidik KPK dengan Komisi DPR terungkap para mantan penyidik KPK tersebut mengeluhkan soal proses penyadapan. Mereka mengaku penyidik kerap diminta melakukan penyadapan meski oknum yang ditujukan belum ditetapkan sebagai tersangka.

"Penyadapan itu tidak dilakukan sebelum penetapan sebagai tersangka, mestinya sudah clear jadi tersangka, tapi belum juga dijadikan tersangka sudah disadap. Inilah, seperti ada bola-bola liar yang dijadikan perpecahan," ujar Nurdiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com