Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2012, 11:36 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton bertemu Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pada Selasa (20/11/2012) malam untuk membicarakan gencatan senjata di Jalur Gaza dalam beberapa hari ke depan.

Hillary menggarisbawahi negosiasi empat hari di Kairo, di mana Presiden Mesir Mohammed Mursi akan menggelar pembicaraan untuk mengakhiri kekerasan yang sudah menewaskan lebih dari 140 orang warga Palestina itu.

Para perunding Mesir dan Hamas sudah membicarakan soal penghentian kekerasan, setidaknya dalam bentuk informal. Namun, pemimpin Hamas di Kairo kemudian kepada Reuters mengatakan tidak akan ada pengumuman apa pun terkait gencatan senjata hingga Rabu (21/11/2012). Hamas menuding Israel tidak menanggapi tawaran gencatan senjata ini.

Sementara itu, Netanyahu yang menghadapi pemilihan umum dalam dua bulan ini menegaskan keinginannya untuk sebuah pejanjian jangka panjang penghentian serangan roket ke wilayah Israel.

Hillary, yang langsung terbang ke Jerusalem dari Asia, memastikan bahwa AS tetap mendukung keamanan Israel. Namun, Hillary menekankan pentingnya sebuah penyelesaian jangka panjang dan sebuah tanggung jawab untuk menyumbang upaya perdamaian yang dirintis Mesir.

"Dalam beberapa hari ke depan, AS dan sekutunya akan bekerja di seluruh kawasan untuk mencapai sebuah hasil yang bisa menjamin keamanan bagi seluruh rakyat Israel, meningkatkan kondisi warga Gaza, dan melangkah menuju perdamaian komprehensif bagi seluruh penduduk kawasan," ujar Hillary.

"Sangat penting untuk menurunkan eskalasi situasi di Gaza. Serangan roket dari Gaza ke kota-kota Israel harus dihentikan," lanjut dia.

"Tujuan akhir ini harus bertahan lama sehingga bisa menyokong stabilitas dan keamanan regional sehingga bisa melegitimasi aspirasi Israel dan Palestina secara bersamaan," tandas Hillary.

Di sisi lain, Benyamin Netanyahu—meski sudah menyiagakan pasukan cadangan Israel—tampaknya tak ingin terburu-buru mengulangi serangan darat seperti dilakukan pada 2008-2009 lalu yang menewaskan lebih dari 1.400 orang warga Palestina.

"Jika masih ada kemungkinan mencapai sebuah solusi jangka panjang dengan cara diplomatik, saya memilih itu," kata Netanyahu.

"Namun, jika tidak, saya yakin Anda akan memahami jika Israel akan mengambil langkah apa pun untuk melindungi rakyatnya," Netanyahu menegaskan kepada Hillary.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com