JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diduga telah mulai kehilangan kendali atas pemerintahannya sekaligus kehilangan kepercayaan dari para pembantunya. Pertarungan di lingkaran dalam istana juga ditengarai sudah sangat keras, bahkan menjurus untuk saling mencederai dan melupakan tugas utama pemerintahan yakni melayani rakyat.
Demikian disampaikan Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat yang juga anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, Akbar Faizal, Minggu (18/11/2011), kepada Kompas.com.
Hilangnya kendali Yudhoyono atas pemerintahannya, lanjut Akbar, terakhir tecermin dari pernyataan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Dipo menyatakan, tidak perlu melaporkan ke Presiden terkait langkahnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melaporkan dugaan adanya kongkalingkong di tiga kementerian dengan DPR.
"Langkah Dipo itu menandakan hancurnya koordinasi pemerintahan. Seharusnya, Dipo juga melaporkan yang terjadi di tiga kementerian itu kepada Presiden sebagai atasannya," kata Akbar.
Kondisi ini terjadi karena Pemilu 2014 yang kurang dari dua tahun lagi membuat sejumlah partai pendukung pemerintah mulai sibuk dengan kepentingannya sendiri untuk memenangi pemilu.
"Di saat yang sama, Presiden Yudhoyono juga masih terus sibuk membangun citra dirinya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari pilihan Presiden untuk lebih mengutamakan menerima penghargaan dari Ratu Inggris ketimbang turun langsung menyelesaikan bentrokan antarkelompok masyarakat di Lampung beberapa waktu lalu," tutur Akbar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.