JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo mengatakan, praktik kongkalikong yang terjadi antara oknum pemerintah dan pengusaha telah merusak Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum, kata dia, praktik kongkalikong terjadi di semua lini pemerintahan dari pusat hingga daerah.
Hal itu disampaikannya menanggapi laporan Sekretaris Kabinet Dipo Alam ke KPK mengenai praktik kongkalikong anggaran antara pejabat di tiga kementerian dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat. "Kongkalikong itu semua soal uang. Silakan lihat kongkalikongnya. Yang namanya perselingkuhan seperti itu bukan hanya terjadi dalam skala kecil. Itu sudah merusak negeri kita karena dilakukan dalam skala besar," kata Suharyo di kantor KWI, Jakarta, Jumat (16/11/2012).
Ia menegaskan, praktik kongkalikong yang dilatarbelakangi oleh upaya meraup kepentingan pribadi dengan mengempaskan kepentingan rakyat harus diberantas. Praktik curang itu bertentangan dengan ajaran Tuhan. "Sikap kami jelas. Gereja pasti tidak setuju kongkalikong itu," ujarnya.
Ia mencontohkan, di daerah, seorang ahli hukum dimintai kepala daerah untuk membuat rumusan peraturan daerah (perda). Peraturan itu ditujukan untuk menguntungkan pengusaha. Sebab, pengusaha mendapatkan hak penebangan hutan dari perda. Kongkalikong di daerah seperti itu, lanjutnya, harus diperhatikan juga oleh penegak hukum.
Seperti diberitakan, Sekretaris Kabinet Dipo Alam melaporkan praktik kongkalikong anggaran antara pejabat di tiga kementerian dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (14/11/2012). Dipo Alam mengunci rapat-rapat informasi tentang nama kementerian yang dia laporkan dan siapa saja anggota DPR yang diduga ikut terlibat dalam kongkalikong anggaran tersebut.
Namun, berdasarkan penelusuran Kompas, tiga kementerian yang dilaporkan Dipo adalah Kementerian Pertanian, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Perdagangan.
Sementara anggota DPR yang diduga ikut terlibat kongkalikong anggaran adalah anggota komisi yang bermitra dengan ketiga kementerian tersebut. Selengkapnya soal berita kongkalingkong dapat disimak dalam topik Kongkalingkong di Kementerian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.