Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan, DPR, dan "Panggung Politik Praktis"

Kompas.com - 16/11/2012, 07:28 WIB
Marcellus Hernowo

Penulis

KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat baru kembali memasuki masa sidang pada Senin (19/11) pekan depan. Meski di masa reses, Idris Sugeng, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat, mendatangi ruang wartawan DPR pada Senin (12/11). Laki-laki yang lahir 70 tahun silam, yaitu 7 Januari 1942, lalu membacakan pernyataan yang diketik di selembar kertas yang sebelumnya dibagikan ke puluhan wartawan yang berdiri di hadapannya. Dia tidak melayani pertanyaan wartawan.

Dalam pernyataannya, Idris membantah tuduhan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia Ismed Hasan Putro bahwa dia meminta jatah gula dalam rangka tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) sebanyak 2.000 ton. ”Saya hanya menanyakan apakah ada program CSR untuk daerah pemilihan. Di mana letak pemerasannya?,” tanya Idris yang akhirnya mengaku membeli 4 ton gula seharga Rp 48 juta atau Rp 12.000 per kilogram.

Pernyataan Ismed itu muncul setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyatakan, ada anggota DPR, bahkan disebut ada 10 orang, yang diduga memeras BUMN.

Namun, kepada Badan Kehormatan (BK) DPR, Dahlan baru menyebut dua nama dan mengirimkan lima nama anggota DPR yang diduga memeras BUMN. Dari lima nama itu pun ada yang kemudian diralat. Ketua BK DPR M Prakosa juga mengatakan, laporan Dahlan tidak disertai cukup bukti.

Meskipun demikian, laporan Dahlan itu tak hanya membuat Idris ”sibuk” membantah. Achsanul Qosasi, rekan satu fraksi Idris yang ada di Komisi XI DPR, bahkan menyatakan telah mendapat vonis politik karena disinyalir menjadi bagian dari nama yang disebut Dahlan. Dengan sebab yang sama, anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Amanat Nasional, M Ichlas El Qudsi, merasa nama baiknya tercemar.

Dahlan juga dibuat ”sibuk” oleh pernyataannya itu karena setidaknya dia harus datang ke BK DPR untuk memberi klarifikasi. Meski di masa reses, Dahlan juga harus menghadiri rapat dengan Komisi VII pada Selasa (13/11) untuk mengklarifikasi temuan Badan Pemeriksa Keuangan mengenai inefisiensi PLN senilai Rp 37,6 triliun.

”Kesibukan” Dahlan dan sejumlah anggota DPR ini menjadi panggung politik yang menarik perhatian. Lampu sorot media massa praktis selalu diarahkan ke panggung tersebut.

Seperti layaknya pertunjukan di panggung, politisi senior dari Partai Golkar, Zainal Bintang, menuturkan, semua tingkah polah pemainnya di politik praktis akan mudah dilihat. Terangnya sorotan ke panggung juga membantu penonton, yaitu media massa dan rakyat, memprediksi keinginan sutradara serta skenario cerita yang sedang dipertontonkan.

Sebaliknya, para pemain di panggung justru sulit melihat penonton karena disilaukan lampu panggung. Karena sejumlah sebab seperti grogi, kadang pemain juga membuat tindakan tidak perlu di atas panggung.

”Itulah pengalaman saya di politik praktis. Jika terjun ke dalamnya, cukup sulit melihat siapa kawan, siapa lawan, serta akhir dari permainan. Pasalnya, kita menjadi bagian dari kepentingan yang ada di dalamnya. Namun, jika sudah di luar, kita dapat melihat apa yang terjadi dengan lebih jernih,” tutur Zainal, salah satu Ketua DPP Partai Golkar periode 2004-2009.

Jadi akhir dari panggung adanya anggota DPR yang diduga memeras BUMN ini dapat diperkirakan? (M Hernowo)

Berita-berita terkait lainnya dalam topik:
Kongkalikong di Kementerian
Dahlan Iskan Versus DPR

Dan, berita terhangat Nasional dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    Nasional
    Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Nasional
    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Nasional
    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Nasional
    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Nasional
    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Nasional
    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Nasional
    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Nasional
    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Nasional
    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Nasional
    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Nasional
    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    Nasional
    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com