Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2012, 09:53 WIB

KOMPAS.com - Seberapa besar pun gaji, selalu saja habis di tengah bulan. Padahal idealnya gaji semestinya cukup sampai gaji berikutnya tiba. Sebelum minta naik gaji, berikut beberapa kemungkinan mengapa gaji tidak pernah cukup.

1. Gaya hidup meningkat
.
Waktu pertama kali bekerja transportasi andalan adalah bis, kereta api, setelah bekerja beberapa tahun, beralih menjadi taksi. Bila dulu tidak suka ngopi, sekarang hangout di coffee shop bersama teman-teman adalah jadwal rutin setiap Jum'at. Ini yang terjadi pada banyak orang.

Cyril Northcote Parkinson penulis buku Parkinson's Law mengatakan semakin besar penghasilan seseorang maka dia cenderung meningkatkan cara dan gaya hidupnya.

Akibatnya, pengeluaran pun bertambah seiring dengan peningkatan penghasilan. Apalagi jika peningkatan pengeluaran melebihi kenaikan gaji. Misalnya gaji hanya naik 10 persen sementara pengeluaran bertambah menjadi 10-20 persen. Bila kondisinya seperti ini, seberapa besar pun gaji Anda, tidak akan pernah cukup.

2. Tiba-tiba menjadi penting.

Saat terjadi kenaikan gaji biasanya yang juga naik adalah keinginan terhadap sesuatu. Padahal, ketika gaji belum naik, keinginan itu tidak muncul.

Misal, saat gaji Rp 3 juta Anda tak melirik gadget tertentu karena menganggap tidak butuh dan tidak ada dana. Tapi begitu gaji naik dua kali lipat, tiba-tiba saja Anda merasa gadget tersebut menjadi penting. Mengapa? Karena ada dana yang memungkinkan untuk membelinya. Padahal itu hanya keinginan bukan kebutuhan. Kebutuhan adalah kita tidak bisa produktif bila tidak memiliki suatu benda tertentu. Bila dengan gadget tersebut bisa memudahkan pekerjaan dan membuat Anda lebih produktif, boleh saja mengalokasikan dana untuk memilikinya.

3. Lebih enak dibelanjakan daripada ditabung.

Niat sebelum mendapat gaji adalah menabung dan investasi, namun niat ini menguap begitu gaji sudah di tangan. Tiba-tiba saja Anda merasa sayang mengeluarkan uang untuk menyiapkan masa depan. Mau menabung? Nanti deh kalau ada sisa. Mau investasi? Sayang, bulan depan saja. Selalu ada alasan untuk menunda niat ini.

Mengapa berubah pikiran? Karena belanja jauh lebih menyenangkan daripada menabung. Ketika belanja, Anda akan mendapatkan tas, sepatu, baju dan pernak pernik lainnya. Sedangkan kalau ditabung, Anda tak melihat barangnya.

Memilih barang saat belanja juga memberikan kenikmatan tersendiri. Begitu menyenangkan sampai kerap tak sadar telah menghabiskan uang di dompet. Akhirnya ketika ada kebutuhan yang benar-benar penting, keuangan menipis dan merasa gaji tak pernah mencukupi kebutuhan.

4. Dihabiskan di depan.
Begitu semua kewajiban atau tagihan rutin sudah dibayarkan, Anda lantas asal mengeluarkan uang. Atau begitu menerima gaji, kendali belanja jadi longgar. Di tengah bulan, Anda bisa tutup mata melihat tawaran sale, tapi begitu terima gaji, selalu ada alasan untuk membeli apa saja di depan mata. Karena harga murah, barangnya koleksi terbatas, modelnya menarik. Jika ini terjadi pada Anda, jangan heran jika gaji tidak cukup hingga ke gaji berikutnya.

5. Kenaikan tak sebanding dengan inflasi.

Kalau sudah berhemat dan mengencangkan ikat pinggang tapi gaji tak cukup juga, kemungkinan besar karena kenaikan gaji tak sebanding dengan kenaikan inflasi. Kalau kenaikan inflasi saja misalnya 15 persen, kenaikan gaji per tahunnya hanya 10 persen, jelas tidak akan mengejar kebutuhan.

Misalnya, gaji yang diterima Rp 2 juta per bulan, sementara biaya hidup juga Rp 2 juta. Begitu tahun depan harga naik, termasuk biaya transportasi, biaya hidup meningkay menjadi Rp 2,3 juta per bulan. Sementara kenaikan gaji hanya Rp 2,2 juta. Pantas saja jika gaji tak cukup.

(Majalah Chic/Ika Nurul Syifaa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Hal Penting Saat Memasuki Usia 20-an

14 Hal Penting Saat Memasuki Usia 20-an

Keuangan
Benarkah Pribadi Ekstrover Cenderung Tak Bisa Kendalikan Kebiasaan Belanja?

Benarkah Pribadi Ekstrover Cenderung Tak Bisa Kendalikan Kebiasaan Belanja?

Keuangan
Siapkan Tabungan untuk 7 Hal Tak Terduga Ini

Siapkan Tabungan untuk 7 Hal Tak Terduga Ini

Keuangan
Mau Dapur Tetap 'Ngebul' di Hari Raya? Ini Rahasianya…

Mau Dapur Tetap "Ngebul" di Hari Raya? Ini Rahasianya…

BrandzView
Agar Kantong Anda Tak 'Bolong' di Hari Raya

Agar Kantong Anda Tak "Bolong" di Hari Raya

BrandzView
Hampir Separuh Warga Amerika Tak Tahu Jumlah Gaji Pasangannya

Hampir Separuh Warga Amerika Tak Tahu Jumlah Gaji Pasangannya

Keuangan
Sumber Stres Terbesar Wanita adalah...

Sumber Stres Terbesar Wanita adalah...

Keuangan
3 Hal Penting yang Perlu Diingat Saat Berbisnis 'Online'

3 Hal Penting yang Perlu Diingat Saat Berbisnis "Online"

Keuangan
Anda Juga Bisa Menjadi Seorang 'Mompreneur'

Anda Juga Bisa Menjadi Seorang "Mompreneur"

Keuangan
Cermat Pilih Instrumen Investasi untuk Anda

Cermat Pilih Instrumen Investasi untuk Anda

Keuangan
Alasan Wanita Perlu Asuransi

Alasan Wanita Perlu Asuransi

Keuangan
Yuk, Simak Pentingnya Peran Agen Asuransi

Yuk, Simak Pentingnya Peran Agen Asuransi

Keuangan
Catat, Investasi Berupa Emas Tak Lagi Bersinar

Catat, Investasi Berupa Emas Tak Lagi Bersinar

Keuangan
Gaji Pas-pasan, Bisakah Berinvestasi?

Gaji Pas-pasan, Bisakah Berinvestasi?

Keuangan
Cara Cari Tahu Kondisi Keuangan Pasangan tanpa Menyinggung Perasaan

Cara Cari Tahu Kondisi Keuangan Pasangan tanpa Menyinggung Perasaan

Keuangan
Punya Tabungan Tersembunyi dari Pasangan, Perlukah?

Punya Tabungan Tersembunyi dari Pasangan, Perlukah?

Keuangan
Kerja Maksimal Uang Minimal, Apa yang terjadi?

Kerja Maksimal Uang Minimal, Apa yang terjadi?

Keuangan
Mengenal Karakter Diri dan Orang Lain lewat Gaya Mengelola Keuangan

Mengenal Karakter Diri dan Orang Lain lewat Gaya Mengelola Keuangan

Keuangan
Kiat Merayakan Lebaran Tanpa THR

Kiat Merayakan Lebaran Tanpa THR

Keuangan
Ligwina Hananto: Bagi-bagi 'Angpau' Lebaran Bukan Kewajiban

Ligwina Hananto: Bagi-bagi "Angpau" Lebaran Bukan Kewajiban

Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com