Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTIK: Kasus Simulator dan Pelat Nomor Bernuansa Politis

Kompas.com - 14/11/2012, 20:39 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Guru Besar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Farouk Muhammad, mengungkapkan, kasus korupsi pengadaan simulator SIM dan korupsi pelat nomor kendaraan bermotor (PNKB) di Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas Polri) sarat kepentingan politis. Pasalnya, kedua kasus tersebut terjadi menjelang pergantian presiden dan kepala Polri di tahun 2014.

"Saya tidak yakin korupsi itu hanya melibatkan lingkaran dalam Korlantas. Semua ini tidak lepas dari hubungan polisi dan politik. KPK harus jeli melihat hubungan ini karena secara teoretis ada segmentasi politik yang terlibat," kata Farouk di kantor The Indonesian Institute, Jakarta, Rabu (14/11/2012).

Farouk mengatakan, kedua kasus korupsi yang menjerat Korlantas bukan penyalahgunaan profesi. Kasus itu, lanjutnya, adalah kesalahan level manajerial. Sebab, korupsi terjadi pada bagian pengadaan barang dan jasa. Profesi polisi lalu lintas, terangnya, tidak dapat dipersalahkan publik atas kedua kasus itu.

"Harus dibedakan, profesi dan manajerial. Profesi polisi lalu lintas sudah banyak yang sesuai (kode etik profesi)," pungkasnya.

Ia melanjutkan, KPK dapat segera mengambil alih kasus pelat nomor kendaraan bermotor. Namun, pengambilalihan tersebut harus didahului dengan penyelesaian kasus simulator. Menurutnya, kasus simulator berkaitan dengan pelat nomor. Oleh sebab itu, ia yakin KPK dapat dengan mudah membongkar kasus itu.

Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Sutarman mempersilakan KPK menyidik kasus dugaan korupsi pengadaan PNKB. Korupsi PNKB Korlantas diduga merugikan negara sebesar Rp 500 miliar. Angka ini jauh lebih besar dari nilai proyek pengadaan simulator SIM Korlantas yang merugikan negara Rp 196 miliar.

"Pelaku pelaksana kasus itu kan orangnya sama dengan yang sedang disidik KPK. Seluruhnya, silakan disidik kalau pengembangan kasus mengarah ke pelat nomor," kata Sutarman di Ditjen Imigrasi, Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Berita terkait dapat diikuti di:
Korlantas Gugat KPK

Dugaan Korupsi Korlantas Polri
Polisi VS KPK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Nasional
    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    Nasional
    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Nasional
    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Nasional
    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

    MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

    Nasional
    PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

    PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com