JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dinilai antiklimaks. Pasalnya, setelah memberikan keterangan di Badan Kehormatan DPR, ternyata Dahlan hanya menyerahkan dua dari 10 nama oknum anggota Dewan yang sempat disebutnya meminta jatah ke direksi BUMN.
"Saya menilai pertemuan Dahlan dan Badan Kehormatan DPR pada akhirnya menjadi 'antiklimaks'. Kami kecewa karena Dahlan awalnya bilang ada kurang lebih 10 nama anggota DPR pemalak BUMN. Ternyata hanya dua," ujar Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo, Senin (5/11/2012), di Jakarta.
Bambang berharap Dahlan bisa berani terbuka dan jangan ragu dalam membuka oknum pemeras BUMN. Dahlan pun didesak mengungkap pelaku yang sebenarnya kepada publik. Pasalnya, Bambang mengaku namanya tercemar akibat adanya pesan singkat gelap yang menyebarkan inisial pemeras BUMN.
"Kepada Dahlan, saya berharap segera menyusulkan nama-nama yang dia bilang sekitar 10 anggota. Dahlan punya kewajiban moral untuk menjelaskan kepada publik, siapa saja 10 anggota DPR yang dia maksud agar tidak membuat fitnah kepada anggota DPR lain," ucap Bambang.
Anti-klimaksnya aksi Dahlan Iskan ini juga diungkapkan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso. "Lebih baik enggak usah ramai-ramai dulu kalau ternyata seperti ini, tapi langsung sampaikan kepada fraksi yang bersangkutan. Kalau benar-benar ada aspek penyuapan atau memeras bisa aja diam-diam diserahkan ke KPK, itu jauh lebih produktif," kata Priyo.
Priyo menuturkan, akibat sesumbar yang dilakukan Dahlan tentang oknum anggota Dewan pemeras BUMN membuat pimpinan DPR kaget. "Sekarang ini selama 10 hari gedung parlemen tenggelam. Pimpinan tidak enak, kami semua kaget," ucap Wakil Ketua DPR ini.
Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dahlan Iskan Versus DPR