Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inisial Mirip, Nusron Wahid Konfirmasi ke Dahlan Iskan

Kompas.com - 01/11/2012, 19:09 WIB
Subur Tjahjono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar, Nusron Wahid, gerah juga dengan beredarnya inisial anggota DPR yang diduga memeras perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Pada Selasa (1/11/2012), Nusron mendapat konfirmasi dari Menteri BUMN Dahlan Iskan bahwa inisial NW yang beredar bukanlah Nusron Wahid.

"Saya merasa nama saya berinisial NW. Mudah-mudahan bukan nama saya yang sering memeras BUMN," ujar Nusron, Kamis (1/11/2012), di Jakarta.

Nusron mengatakan, "Untuk menjaga nama baik pribadi, keluarga, dan sahabat-sahabat saya di berbagai elemen, selama kami menjalani profesi di dunia politik ataupun keormasan dan sampai hari ini belum pernah melakukan dan bahkan untuk berpikir sekalipun sedemikian rupa berujung untuk memeras BUMN-BUMN. Mohon dan harap pihak-pihak yang menuduhkan untuk tidak lagi mengulang dan menyebarkan hal-hal yang negatif terhadap saya. Kami selalu menjaga reputasi dan moral yang baik dan hati-hati, sampai hari ini dan insya Allah ke depan," tutur Nusron yang juga Ketua Umum GP Ansor itu.

Berikut pesan singkat (SMS) dari  Dahlan Iskan yang diterima Nusron Wahid. "Bung Nusron, dari nama-nama yang ada di saku saya yang sekarang dihebohkan sebagai yang minta jatah ke BUMN itu tidak ada nama sampeyan. SMS yang berisi inisial yang sedang beredar itu bukan dari BUMN. Mungkin dari pabrik kebohongan politik. Salam saya, Dahlan Iskan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com