JAKARTA, KOMPAS.com-Bangsa Indonesia memerlukan generasi baru kepemimpinan yang berwawasan kebangsaan dan bersih. Itu bagian dari penerjemahan semangat Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam konteks zaman sekarang.
"Semangat Sumpah Pemuda harus diaktualisasikan untuk mengatasi problem terkini, yaitu bagaimana melahirkan kepemimpinan yang berwawasan kebangsaan paripurna," kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hajriyanto Y Thohari, di Jakarta, Sabtu (27/10/2012) malam.
Menurut politisi yang menjadi Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar itu, wawasan kebangsaan paripurna bukanlah romantisme pada masa lalu yang berlebihan, melainkan merupakan semangat untuk mengembangkan nilai-nilai perjuangan yang lebih aktual pada masa kini.
"Saat ini, kita memerlukan generasi kepemimpinan yang bersih dan benar-benar antikorupsi secara otentik," katanya.
Korupsi itu punya aspek destruktif bagi bangsa ini. Korupsi membuat keadilan tak terwujud, menciptakan kekecewaan di tengah masyarakat, baik keagaman atau kewilayahan.
Akibat korupsi, misalnya, penduduk di daerah tertinggal mempertanyakan arti keadilan pembangunan. Mereka tidak menemukan keadilan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Dalam situasi ini, partai politik harus menyadari, bahwa tugas utamanya adalah kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan. Tugas ini sekarang cenderung diabaikan. Bahkan, kalangan masyarakat luas menilai, partai justru paling banyak melakukan kaderisasi dan regenerasi koruptor.
"Citra itu harus diubah dengan partai melakukan kederisasi kepemimpinan yang bersih," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.