Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkar Hambalang, KPK Mencari Batu Loncatan...

Kompas.com - 25/10/2012, 13:42 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah menggunakan prinsip anak tangga, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini mencari batu loncatan untuk menelisik lebih jauh siapa saja yang bertanggung jawab dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang Kementerian Pemuda dan Olahraga. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saat ditanya sejauh mana perkembangan penyidikan maupun penyelidikan kasus Hambalang, Kamis (25/10/2012).

“Sekarang kita sedang mencari batu loncatan, bukan hanya anak tangga. Batu loncatan untuk melihat lebih lanjut siapa-siapa saja yang bertanggung jawab atas kasus ini,” kata Bambang, di Jakarta.

Saat ditanya apakah pihak lain yang harus bertanggung jawab atas kasus ini adalah atasan dari tersangka Deddy Kusdinar, Bambang menjawab, siapa pun orangnya, baik atasan maupun bawahan, jika ditemukan dua alat bukti yang cukup, dapat dianggap bertanggung jawab. Dalam kasus ini, KPK sudah menetapkan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar sebagai tersangka. Selaku pejabat pembuat komitmen (PPK), Deddy diduga menyalahgunakan kewenangannya sehingga menimbulkan kerugian negara atau menguntungkan pihak lain.

Menurut Deddy, selaku PPK, dirinya bertanggung jawab kepada Menpora sebagai pengguna anggaran melalui Sekretaris Menpora Wafid Muharam (sekarang mantan) yang menjadi kuasa pengguna anggaran.

Sejauh ini, KPK belum memeriksa Menpora Andi Mallarangeng dalam melengkapi berkas perkara Deddy. Sementara Wafid sudah diperiksa beberapa waktu lalu. Seusai diperiksa sebagai saksi, Wafid mengatakan kalau Andi selaku Menpora merupakan pihak yang bertanggung jawab atas proyek tersebut. Menurutnya, Andi tahu betul seluk-beluk proyek Hambalang, mulai dari proses sertifikasi lahan hingga pengadaan barang dan jasa.

Sementara itu, Andi saat dikonfirmasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaku bertanggung jawab secara moral atas pelaksanaan proyek Hambalang. Audit investigasi BPK soal proyek Hambalang sempat menuai kontroversi setelah disebut diintervensi karena hilangnya nama Andi dalam laporan hasil pemeriksaan BPK tahap pertama.

Mengenai audit BPK ini, Bambang mengatakan, KPK akan menggunakan informasi dalam laporan hasil audit tersebut jika memang dapat membuat terang pengusutan kasus Hambalang ini.

“Kalau semakin gelap, ya tidak. Kami kan punya proses sendiri,” katanya.

Adapun audit investigasi BPK itu masih dikerjakan dan belum diserahkan kepada KPK.

Indikasi Penyuapan

Selain mengembangkan penyidikan, KPK juga membuka penyelidikan baru terkait proyek Hambalang. Menurut Bambang, salah satu fokus penyelidikan tersebut adalah mencari ada tidaknya indikasi tindak pidana penyuapan. Hal ini berhubungan dengan aliran-aliran dana terkait proyek Hambalang. Wakil Ketua KPK lainnya, Busyro Muqoddas, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa KPK akan menelusuri aliran dana APBN ke sejumlah pihak, termasuk ke Kongres Partai Demokrat sepanjang ada bukti yang mengarah ke sana. Dalam Kongres Partai Demokrat 2010, Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum.

Terkait dengan transaksi mencurigakan, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf beberapa hari lalu mengatakan pihaknya sudah menyerahkan laporan hasil analisis (LHA) terkait proyek Hambalang kepada KPK. LHA itu memuat transaksi mencurigakan yang dilakukan selama proyek Hambalang berjalan, yakni sejak 2010 hingga 2012. Menurut Yusuf, transaksi mencurigakan terkait Hambalang yang ditemukan PPATK berupa penarikan tunai miliaran rupiah dari rekening seseorang dan perusahaan.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Audit Investigasi Hambalang Diintervensi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com