Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2012, 06:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Agus Martowardoyo mengaku tak keberatan jika namanya dimasukkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masuk ke dalam laporan hasil audit proyek Hambalang. Sebelumnya, pencantuman nama Agus diketahui dari anggota Komisi X DPR Dedy Gumelar yang sudah terlebih dulu membaca draf laporan yang dibuat BPK.

"Audit BPK ini belum selesai. Tapi kalau misalnya nama Menteri Keuangan ada di situ, saya juga tidak keberatan karena selama ini di Kementerian Keuangan lebih kurang ada 24.000 proyek atau satuan kerja proyek, itu mitra kerjanya di Kementerian Keuangan," ujar Agus, Selasa (23/10/2012), di Kompleks Parlemen, Senayan.

Jika nantinya harus diperiksa terkait pencantuman namanya itu, Agus menyatakan siap dan melihat hal itu bukan masalah. "Tapi, yang utama, jangan sampai ada intervensi. Kalau pejabat seperti Pak Taufiqurrahman Ruki sebagai mantan Ketua KPK yang kredibel mengatakan ini kelihatannya ada intervensi," ucap Agus.

Lebih lanjut, Agus meminta agar BPK tidak terburu-buru dalam mengeluarkan hasil auditnya. Hasil audit itu diharapkan tidak memojokkan orang-orang yang tidak bersalah. "Tetapi, orang yang memang salah harus bisa ditemukan, dan BPK adalah badan auditor tertinggi di Indonesia, harapan kita semua. Kalau sampai ada bentuk kalimat intervensi, patut kita sayangkan," katanya lagi.

Intervensi

Kisruh audit BPK terkait proyek Hambalang bermula dari pernyataan Anggota BPK Taufiequrachman Ruki menilai laporan audit investigasi BPK telah diintervensi. Nama Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan sejumlah perusahaan kontraktor tidak dinyatakan terlibat.

"Karena tidak ada nama Menpora dan korporasi-korporasi yang menerima aliran dana dalam laporan tersebut, saya meminta tim pemeriksa untuk memperbaiki laporannya. Kalau tetap tidak ada nama Menpora dan perusahaan-perusahaan itu, saya tidak akan tanda tangan laporan tersebut," kata mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi itu kepada Kompas, Kamis (18/10/2012), di Jakarta.

Perusahaan-perusahaan yang menurut Taufiequrachman terlibat dalam proyek Hambalang antara lain PT Dutasari Citralaras dan PT Adhi Karya. Di PT Dutasari Citralaras, istri Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pernah menjadi komisaris.

Tidak mau sendiri

Dalam kasus Hambalang, KPK baru menetapkan seorang tersangka, yakni Deddy Kusdinar selaku Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora, yang di dalam proyek Hambalang bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen. Di dalam kasus ini, Deddy diduga menyalahgunakan kewenangannya sehingga menimbulkan kerugian negara atau menguntungkan pihak lain.

Menurut Deddy, dirinya hanya mengikuti instruksi atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Selaku PPK, kata Deddy, dirinya hanya mewakili lembaga sehingga tidak dapat mengambil keputusan sendirian. Anak buah Menpora Andi Mallarangeng itu pun mengaku tidak pernah dijanjikan apalagi menikmati uang dari proyek Hambalang.

Deddy juga sempat mengatakan tidak ingin dikorbankan sendirian dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. "Atasan saya Pak Wafid, atasan langsung saya. Jadi, saya sebagai PPK bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sesmenpora (Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga). Jadi, kalau saya ke Pak Wafid, dia yang harusnya ke Pak Menteri," kata Deddy di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (15/10/2012), saat memenuhi panggilan pemeriksaan KPK.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Audit Investigasi Hambalang Diintervensi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bursa Karbon Diluncurkan, Pertamina Patra Niaga Lakukan Pembelian Perdana Sertifikat Emisi Karbon di Indonesia

    Bursa Karbon Diluncurkan, Pertamina Patra Niaga Lakukan Pembelian Perdana Sertifikat Emisi Karbon di Indonesia

    Nasional
    Gerindra Bilang Duet Prabowo-Ganjar Memungkinkan, tapi Repot

    Gerindra Bilang Duet Prabowo-Ganjar Memungkinkan, tapi Repot

    Nasional
    Sukses Ekspansi Bisnis Skala Global, PIS Raih Dua Penghargaan di ICAII 2023

    Sukses Ekspansi Bisnis Skala Global, PIS Raih Dua Penghargaan di ICAII 2023

    Nasional
    Arsjad Rasjid Sebut Struktur TPN Ganjar Bakal Diumumkan Pekan Depan

    Arsjad Rasjid Sebut Struktur TPN Ganjar Bakal Diumumkan Pekan Depan

    Nasional
    Bertemu Ketum Parpol Pengusung, Ganjar Ngaku Minta Saran

    Bertemu Ketum Parpol Pengusung, Ganjar Ngaku Minta Saran

    Nasional
    Keluarga Ismail Marzuki Minta Kanal Asal Malaysia Ditutup Gara-gara Plagiat 'Halo-halo Bandung'

    Keluarga Ismail Marzuki Minta Kanal Asal Malaysia Ditutup Gara-gara Plagiat "Halo-halo Bandung"

    Nasional
    Hasil Investigasi Ombudsman, BP Batam Belum Kantongi Hak Pengelolaan Lahan di Rempang

    Hasil Investigasi Ombudsman, BP Batam Belum Kantongi Hak Pengelolaan Lahan di Rempang

    Nasional
    Satgas Antimafia Bola Tetapkan 6 Tersangka Terkait Pengaturan Skor Liga 2

    Satgas Antimafia Bola Tetapkan 6 Tersangka Terkait Pengaturan Skor Liga 2

    Nasional
    Setelah Dukung Jokowi, Bara JP Mengaku Bakal Bantu Kaesang

    Setelah Dukung Jokowi, Bara JP Mengaku Bakal Bantu Kaesang

    Nasional
    Anggota DPR Fraksi PKB Luqman Hakim Irit Bicara Usai Diperiksa KPK Terkait Kasus di Kemenaker

    Anggota DPR Fraksi PKB Luqman Hakim Irit Bicara Usai Diperiksa KPK Terkait Kasus di Kemenaker

    Nasional
    Pengamat Sebut Revisi UU TNI Bisa Kembalikan Format Militer dalam Ruang Politik

    Pengamat Sebut Revisi UU TNI Bisa Kembalikan Format Militer dalam Ruang Politik

    Nasional
    Rafael Alun Ikut Berburu Klien Konsultan Pajak saat Masih Aktif di DJP

    Rafael Alun Ikut Berburu Klien Konsultan Pajak saat Masih Aktif di DJP

    Nasional
    Ganjar Sebut Rapat TPN Hari Ini Tak Bahas Cawapres

    Ganjar Sebut Rapat TPN Hari Ini Tak Bahas Cawapres

    Nasional
    Struktur Tim Pemenangan Nasional Ganjar dan Visi Misi Tuntas Digodok

    Struktur Tim Pemenangan Nasional Ganjar dan Visi Misi Tuntas Digodok

    Nasional
    Johnny Plate Mengaku Marah Proyek BTS Mangkrak dan Bantah Kenal Konsorium

    Johnny Plate Mengaku Marah Proyek BTS Mangkrak dan Bantah Kenal Konsorium

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com