Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Soesatyo: "Republik Galau" Bentuk Kegelisahan

Kompas.com - 21/10/2012, 17:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, meluncurkan buku terbarunya yang bertajuk "Republik Galau" pada Minggu (21/10/2012), di kantor YLBHI, Jakarta. Buku tersebut dibuat Bambang sebagai salah satu bentuk kegelisahannya akan kondisi negeri ini yang hampir di ambang kategori "negara gagal".

"Buku ini merupakan bentuk kegelisahan. Dari semua peristiwa yang kita saksikan bersama-sama, negara ini sepertinya berlangsung tanpa kehadiran seorang pemimpin. Semua persoalan diselesaikan dengan persoalan-persoalan baru," ujar Bambang, Minggu (21/10/2012), di kantor YLBHI.

Republik Galau adalah buku ketiga Anggota Komisi III DPR RI bidang hukum tersebut. Sebelumnya, Bambang juga menulis buku yang bertajuk "Skandal Gila Bank Century" dan "Perang-perangan Melawan Korupsi".

Kesukaannya menganalisis persoalan yang ada akhirnya dirangkum dan dibuat ke dalam buku yang sengaja dikeluarkan bertepatan dengan tiga tahun pemerintahan Presiden SBY-Boediono. Buku setebal 358 halaman terbitan Ufuk Publishing House ini memuat pemikiran-pemikiran Bambang soal peristiwa terkini.

Pembahasannya dibagi ke dalam enam bab yang disesuaikan dengan kategori "negara gagal" berdasarkan kriteria Robert I Rotberg. Keenam bab itu yakni Legitimasi Negara Terkikis, Ketika Presiden Bimbang, Konflik Etnis dan Agama, Rawannya Keamanan Rakyat, Kanker Korupsi Merajalela, dan Cara Dunia Memandang Kita.

Menurut Bambang, kondisi Indonesia saat ini sedang berada di ambang batas negara kegagalan. Di buku ini, Bambang mencantumkan analisisnya mulai dari kasus gagalnya konser Lady Gaga yang dibuatnya dengan judul "Lady Gaga Terlalu Seksi untuk Indonesia" di bab pertama sampai persoalan korupsi yang ditulis Bambang dalan judul "Korupsi Merambah Istana" dan "Balada Orang-orang Ring I".

Sempat Dilarang

Tulisan-tulisannya yang penuh kritik akan pemerintahan SBY-Boediono, diakui Bambang, sempat ditolak Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie. Namun, setelah diberikan pengertian bahwa buku itu adalah buah pikirannya pribadi tanpa membawa nama partai, Ical akhirnya membolehkan Bambang menerbitkan buku itu.

"Pak Ical sendiri sebetulnya agak keberatan dengan buku ini, tapi setelah saya menyatakan bahwa ini pemikiran pribadi dan saya sebagai anggota DPR, kemudian beliau mempersilakan," tutur Bambang.

Anggota Timwas Century ini berharap buku ini bisa menjadi pengingat bagi banyak orang bahwa masih ada segudang masalah yang terjadi di negeri ini. "Buku ini mewakili publik yang galau bahwa banyak persoalan yang belum tuntas dan harus diselesaikan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Kala Hakim MK Beda Suara

Kala Hakim MK Beda Suara

Nasional
Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Nasional
Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Nasional
PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

Nasional
Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com