PKS: Usut Pengintervensi Audit Hambalang!

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra, meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengusut pihak yang melakukan intervensi terkait dengan audit kasus dugaan korupsi proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Pasalnya, kasus ini merupakan megaskandal yang ditunggu masyarakat.

"Menurut saya, intervensi tersebut memang harus diusut. Pernyataan keterbukaan (anggota BPK) Taufiequrrahman Ruki tentunya bukan main-main, bukan sembarang. Tidak mungkin Pak Ruki sembarangan bicara kalau tidak ada bukti yang kuat," ujar Indra, Jumat (19/10/2012), di Jakarta.

Indra mengaku tak heran jika ada oknum yang berusaha mengintervensi hasil audit proyek Hambalang yang kini tengah dirampungkan BPK. Kasus itu, diakuinya, sebuah kasus besar yang kemungkinan besar melibatkan orang-orang penting di negeri ini.

"Jadi, saya tidak kaget apabila ada pernyataan yang disampaikan salah seorang anggota BPK bahwa dalam proses audit investigatif yang dilakukan BPK diduga terjadi intervensi dari pihak-pihak tertentu," ujar Indra lagi.

Dia mengatakan, pihak-pihak yang terlibat dalam kasus Hambalang akan berupaya sedemikian rupa untuk menghilangkan jejak atau bukti keterlibatannya, termasuk mengondisikan kesimpulan audit investigatif BPK agar tidak mengait-ngaitkan dirinya.

"Audit investigatif BPK atas Hambalang merupakan salah satu ajang pembuktian bahwa BPK profesional dan independen. Hasil audit tersebut sudah lama ditunggu oleh DPR, KPK, dan khalayak banyak," kata Indra.

Terkait upaya penghilangan jejak keterlibatan Andi Mallarangeng di dalam proyek Hambalang, menurut Indra, juga terasa janggal. Indra menjelaskan, seorang menteri tidak mungkin tidak tahu soal proyek Hambalang. "Namanya juga cukup sering disebut-sebut. Logika sederhana saya, rasanya tidak mungkin Menpora tidak tahu proses/perjalanan proyek sebesar Hambalang. Jadi, BPK jangan bermain api karena hal ini sudah sangat terang benderang," tambah Indra.

Sebelumnya, Taufiequrachman menilai laporan audit investigasi BPK telah diintervensi. Nama Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan sejumlah perusahaan kontraktor tidak dinyatakan terlibat.

”Karena tidak ada nama Menpora dan korporasi-korporasi yang menerima aliran dana dalam laporan tersebut, saya meminta tim pemeriksa untuk memperbaiki laporannya. Kalau tetap tidak ada nama Menpora dan perusahaan-perusahaan itu, saya tidak akan tanda tangan laporan tersebut,” kata mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi itu kepada Kompas, Kamis (18/10), di Jakarta.

Perusahaan-perusahaan yang menurut Taufiequrachman terlibat dalam proyek Hambalang antara lain PT Dutasari Citralaras dan PT Adhi Karya. Di PT Dutasari Citralaras, istri Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pernah menjadi komisaris.

Dalam kasus ini, KPK baru menetapkan seorang tersangka, yakni Deddy Kusdinar selaku Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora yang di dalam proyek Hambalang bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen. Di dalam kasus ini, Deddy diduga menyalahgunakan kewenangannya sehingga menimbulkan kerugian negara atau menguntungkan pihak lain. Menurut Deddy, dirinya hanya mengikuti instruksi atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi).

Selaku PPK, kata Deddy, dirinya hanya mewakili lembaga sehingga tidak dapat mengambil keputusan sendirian. Anak buah Menpora Andi Mallarangeng itu pun mengaku tidak pernah dijanjikan apalagi menikmati uang dari proyek Hambalang. Deddy sempat mengatakan tidak ingin dikorbankan sendirian dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

Deddy mengatakan, selaku pejabat pembuat komitmen (PPK), dirinya bertanggung jawab kepada atasannya di Kementerian Pemuda dan Olahraga.

"Atasan saya Pak Wafid, atasan langsung saya. Jadi, saya sebagai PPK bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sesmenpora (Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga). Jadi, kalau saya ke Pak Wafid, dia yang harusnya ke Pak Menteri," kata Deddy di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (15/10/2012), saat memenuhi panggilan pemeriksaan KPK.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Audit Investigasi Hambalang Diintervensi?
Skandal Proyek Hambalang