Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: Tindakan di Riau di Luar Kepatutan

Kompas.com - 17/10/2012, 14:53 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono mengatakan, pihaknya akan memproses para pelaku kekerasan terhadap wartawan dan warga sipil pasca-jatuhnya pesawat tempur TNI Angkatan Udara jenis Hawk 100/200 di area permukiman warga Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (16/10/2012).

"Saya pahami tindakan itu di luar batas kepatutan. Tentunya akan ditindaklanjut proses hukum terhadap prajurit yang melakukan," kata Agus di Istana Negara, Jakarta, Rabu ( 17/10/2012 ).

Agus menyerahkan permasalahan itu Kepala Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Imam Sufaat untuk ditindaklanjuti. Ketika ditanya proses macam apa yang akan dilakukan, Agus tak tahu lantaran tidak boleh mencampuri. Dirinya hanya menunggu laporan hasil penanganan nantinya.

Agus menyampaikan permohonan maaf kepada kalangan wartawan khususnya yang menjadi korban kekerasan. Menurut dia, sebenarnya tindakan yang ingin dilakukan adalah mengamankan wartawan dan warga sekitar lantaran pesawat itu membawa bahan peledak.

"Sebenarnya prajurit punya etika, punya delapan wajib TNI. Mereka harus terapkan itu. Kalau melaksanakan itu pasti tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran," kata Agus.

Ketika ditanya apakah kecelakaan alutsista TNI memang dilarang untuk diliput, Agus menjawab, "Enggak ada masalah. Tapi keselamatan tetap diutamakan."

Seperti diberitakan, jatuhnya pesawat Hawk mengundang perhatian khalayak, termasuk wartawan. Namun, langkah pengamanan petugas yang dikerahkan dari Pangkalan Udara Roesmin Nuryadin, Pekanbaru, diwarnai aksi kekerasan.

Didik Hermanto (26), fotografer Riau Pos, menjadi korban pemukulan dari seorang perwira menengah. Dalam gambar yang disiarkan stasiun televisi, Didik ditendang, dipiting, dipukuli, dan dicekik sang perwira tersebut. Kameranya kemudian dirampas oleh petugas berseragam oranye.

Selain itu, Ryan Anggoro, wartawan Antara, juga diinjak-injak aparat. Kameranya dirampas dan kacamatanya hilang. Fakhri, kameraman Riau TV, dihajar beberapa orang berpakaian Pasukan Khas dan kameranya pun diambil. Demikian pula Mohammad Arifin, kontributor TV One, saat mengambil gambar, dicekik seorang aparat TNI AU berpakaian olahraga.

Seorang warga yang rumahnya di dekat lokasi jatuhnya pesawat dihajar anggota TNI AU. Dua mahasiswa Universitas Islam Riau juga tak luput dari tendangan dan pukulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Nasional
    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    Nasional
    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Nasional
    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Nasional
    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com