Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Presiden Pidato...

Kompas.com - 12/10/2012, 08:18 WIB

KOMPAS.com — Sejumlah pujian dialamatkan ke isi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (8/10/2012) malam. Saat itu, Presiden menyampaikan sikapnya atas sejumlah persoalan yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara RI hingga revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Pidato itu pun segera diikuti sejumlah langkah. Selasa lalu, Komisi III DPR selaku penyusun draf revisi UU KPK melempar ”bola panas” masalah itu ke Badan Legislasi DPR. Alasannya, masa Komisi III untuk membahas revisi UU itu sudah habis karena draf dikirimkan ke Baleg sejak 4 Juli 2012.

Di sela-sela rapat dengan Tim Pengawas DPR untuk Penuntasan Kasus Bank Century, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman menyatakan segera berkoordinasi dengan KPK untuk menyelesaikan sejumlah persoalan. Misalnya, pengusutan kasus dugaan korupsi pengadaan simulator berkendara di Korps Lalu Lintas Polri.

Sutarman juga ”menggunakan” rapat itu untuk curhat. Ini terjadi ketika anggota Timwas menanyakan kemungkinan Polri mengambil alih pengusutan kasus korupsi di Bank Century yang diusut KPK. ”Ini ambil kasus korupsi simulator aja susah, apalagi kasus korupsi Century,” ujar Sutarman.

Sutarman juga mempertanyakan pembagian tugas antara KPK, kepolisian, dan kejaksaan dalam kasus Bank Century. Kebetulan yang diundang di rapat itu juga hanya kepolisian dan kejaksaan. ”Mestinya kalau dipanggil itu tiga-tiganya ini. Kita lihat progres masing-masing sesuai kesepakatan. Kami siap terus dimarahi, tetapi yang lain rasanya tidak pernah dimarahi,” kata Sutarman.

Saat rapat pembahasan anggaran yang dihadiri KPK kemarin, anggota Komisi III, Aboe Bakar, juga curhat. ”KPK ini menarik sekali. Kalau kita ngomong KPK, pasti salah. Pasti DPR dibenci,” kata politisi dari Partai Keadilan Sejahtera itu.

Seusai rapat, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Yani dan Sarifudin Sudding dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat mendekati Wakil Ketua KPK Zulkarnain. Mereka antara lain mempertanyakan sikap KPK yang diduga hanya menerima kelompok tertentu.

”Semua yang datang pasti diterima,” ujar Zulkarnain.

”Ah, tidak begitu,” timpal Yani.

Karena terus didesak dengan sejumlah ”pertanyaan” dari Yani dan Sudding, Zulkarnain pun mengatakan, dia ada di KPK karena dipilih Komisi III DPR.

”Kalau begitu, mungkin kami agak salah pilih orang,” ujar Yani.

Apakah kemungkinan salah pilih orang juga dilakukan rakyat saat pemilu legislatif? (M Hernowo)

Ikuti topik-topik pilihan Kompas.com:
Polisi vs KPK
Revisi UU KPK
Dugaan Korupsi Korlantas Polri
Apa Kabar Kasus Century?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

    Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

    Nasional
    Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

    Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

    Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

    Nasional
    PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

    PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

    Nasional
    Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

    Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

    Nasional
    PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

    PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

    Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

    Nasional
    PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

    PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

    Nasional
    Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

    Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

    Nasional
    Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

    Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

    Nasional
    Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

    Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

    Nasional
    Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

    Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

    Nasional
    Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

    Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

    Nasional
    'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

    "MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

    Nasional
    Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

    Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com