Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Cepat Selesaikan Krisis

Kompas.com - 12/10/2012, 07:58 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Dana Moneter Internasional (IMF) sekali lagi mendesak agar pemerintah negara-negara Eropa dan Amerika Serikat bertindak lebih cepat untuk menyelesaikan timbunan utang mereka.

Penyelesaian yang tertunda-tunda menciptakan ketidakpastian ekonomi dan menurunkan pertumbuhan ekonomi global. Christine Lagarde, Direktur Pelaksana IMF, berharap ada tindakan yang berani dan kerja sama yang baik di Eropa dan AS.

”Ada ancaman dalam horizon waktu, ancaman yang dapat diselesaikan, harus diselesaikan, tetapi tidak diselesaikan secara sempurna,” ujar Lagarde di sela-sela pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Tokyo, Kamis (11/10/2012).

Namun, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan Eropa sudah berada di jalur yang benar dan telah menyelesaikan banyak hal, lebih banyak daripada yang dilihat dunia luar. ”Saya yakin kami dapat mengatakan kepada teman dan mitra kami di seluruh penjuru dunia bahwa Eropa dalam proses menyelesaikan masalahnya. Eropa sangat sadar akan tanggung jawabnya,” tutur Schaeuble.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Timothy Geithner menyatakan Washington memiliki kesempatan setelah pemilihan presiden pada 6 November mendatang untuk menegosiasikan kerangka penyelesaian utang. Menurut Geithner, reformasi finansial dan langkah lain dalam mengatasi krisis global sudah membuahkan hasil dan membantu perekonomian AS bertumbuh.

Pertemuan IMF ini tidak hanya membahas soal ekonomi, tetapi nuansa politisnya juga kuat. Para pejabat Eropa berupaya meyakinkan bahwa kawasan mereka bukan topik pembicaraan satu-satunya dan ingin agar masalah fiskal di Washington juga menjadi perhatian.

Geithner mengatakan, dampak kebijakan reformasi fiskal yang perlu dicapai AS adalah rasio utang terhadap produk domestik bruto sebesar 2 dan 3 persen.

Dukung Yunani

IMF juga menyatakan mendukung perpanjangan waktu bagi Yunani dan Spanyol dalam mengurangi defisit anggaran mereka. IMF memperingatkan, pemangkasan defisit yang terlalu cepat dan terlalu jauh akan membahayakan.

Namun, Jerman berbalik mendesak dengan menyatakan, jika kedua negara itu tidak kembali mematuhi jadwal semula, yang akan melemah hanyalah soal kepercayaan. Perbedaan pendapat ini menunjukkan masih adanya ketidaksepakatan antara IMF dan negara kreditor terbesar di Eropa itu.

Sementara itu, imbal hasil obligasi Spanyol kembali merayap naik mencapai 6 persen pada perdagangan Kamis, setelah pemeringkat Standard & Poor’s memangkas peringkat kreditnya. Kenaikan imbal hasil ini menimbulkan harapan Spanyol segera akan meminta talangan penuh secara resmi.

S&P memangkas peringkat kredit Spanyol sebanyak dua level menjadi BBB-. Peringkat ini hanya satu level di atas status sampah. S&P memperingatkan bahwa resesi yang semakin dalam dan lambannya respons dari para pejabat di zona euro membuat keadaan Spanyol semakin lama semakin parah.

Pasar finansial di Eropa dan Asia melemah setelah penurunan peringkat oleh S&P tersebut. Para investor berlomba mencari aset yang lebih aman, seperti obligasi Pemerintah Jerman yang harganya naik 29 basis poin menjadi 141,5 persen.

Selain itu, tekanan inflasi juga menguat, mencapai 3,5 persen pada September. Angka ini merupakan yang tercepat dalam 17 bulan terakhir. Perdana Menteri Mariano Rajoy mengatakan hanya akan meminta bantuan jika dia telah siap, diperkirakan dia menunggu pemilihan umum daerah pada 21 Oktober.

Adapun di Yunani, tingkat pengangguran semakin tinggi, mencapai 25,1 persen pada Juli lalu. (AP/AFP/Reuters/joe)

Ikuti artikel lainnya di topik Krisis di Benua Biru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com