JAKARTA, KOMPAS.com - Selain Angelina Sondakh dari Partai Demokrat, oknum Partai Golkar dan PDI-Perjuangan juga dikatakan turut menggiring anggaran proyek pendidikan tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional. Hal ini terungkap melalui kesaksian mantan staf pemasaran Grup Permai, Mindo Rosalina Manulang, pada persidangan kasus dugaan penerimaan suap penganggaran proyek Kemendiknas dan Kemenpora dengan terdakwa Angelina Sondakh di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (11/10/2012).
Menurut Rosa, dirinya sempat mengecek ke sejumlah rektor apakah nilai anggaran untuk program pendidikan tinggi yang dimasukkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sesuai dengan besaran yang diajukan masing-masing universitas melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Kemendiknas.
Setelah dicek ke beberapa universitas, kata Rosa, ternyata DIPA yang turun berbeda dengan usulan dari Dikti. “Sehingga, rektor mengatakan ini bukan yang kita giring. Mereka bilang ini ada orang Golkar dan orang PDI-P," kata Rosa.
Beberapa rektor tersebut, lanjutnya, juga mengatakan kalau anggaran program pendidikan tinggi yang berhasil digolkan itu bukan atas upaya Angelina Sondakh. “Kita cek ke universitas, dikatakan ini bukan dari Ibu Angie, tapi ada dari biru, kuning,” tutur Rosa.
Namun, mantan anak buah Muhammad Nazaruddin itu tidak menjelaskan lebih jauh siapa oknum Partai Golkar dan PDI-P yang ikut bermain dalam penggiringan anggaran proyek tersebut. Dalam menggiring proyek program pendidikan tinggi ini, Grup Permai bekerjasama dengan Angelina Sondakh.
Awal 2010, Rosa mengaku diperkenalkan ke Angelina oleh bosnya, Nazaruddin. Saat itu Nazaruddin memperkenalkan Rosa sebagai orang yang nantinya akan berhubungan dengan Angie terkait penganggaran proyek tersebut. Pasca perkenalan dengan Angelina, Rosa pun menemui sejumlah rektor dan meminta agar pihak universitas mengajukan usulan program beserta anggarannya ke Dikti.
“Ada 10-12 universitas,” ujar Rosa. Kemudian, Rosa merinci anggaran yang diusulkan universitas-universitas dan menyampaikannya ke Angelina atas sepengetahuan Nazaruddin.
Menurut Rosa, karena tidak semua anggaran gol atas jasa Angelina, Grup Permai hanya menangani proyek di enam universitas yakni Universitas Tadulako, Institut Pertanian Bogor, Universitas Cenderawasih, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Pattimura. “Akhirnya setelah turun (anggaran), ada yang proyek pengadaan, ada yang pembangunan fisik,” ujar Rosa.
Sebelumnya Rosa juga mengatakan hampir semua komisi di DPR terlibat upaya penggiringan proyek. Dia juga mengungkapkan bukan hanya Grup Permai perusahaan yang bermain proyek pemerintah dengan DPR. Sayangnya, Rosa mengaku tidak berani menyebut nama anggota DPR selain Angelina dan I Wayan Koster.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.