Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggiringan Proyek Hampir di Semua Komisi DPR

Kompas.com - 11/10/2012, 13:56 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hampir semua komisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dikatakan terlibat upaya penggiringan proyek. Mantan staf pemasaran Grup Permai Mindo Rosalina Manulang mengaku tidak hanya berhubungan dengan Komisi X DPR terkait penggiringan anggaran. Menurut Rosa, dia juga berhubungan dengan komisi lainnya yang bermitra dengan kementerian lain selain Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Ada Kemenkes (Kementerian Kesehatan) proyek rumah sakit, lewat DPR. Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama," kata Rosa dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta, Kamis (11/10/2012).

Dia bersaksi untuk terdakwa kasus dugaan penerimaan suap penganggaran proyek di Kementerian Pendidikan Nasional serta Kementerian Pemuda dan Olahraga, Angelina Sondakh. Rosa melanjutkan, terkait Kemenkes, Grup Permai berupaya mengegolkan anggaran proyek rumah sakit, kemudian terkait Kementerian Agama proyeknya adalah pengadaan alat laboratorium dan perpustakaan di madrasah tsanawiyah. Kini, proyek pengadaan laboratorium itu disidik KPK dengan menetapkan anggota Komisi VII DPR Zulkarnaen Djabar dan putranya, Dendy Prasetya, sebagai tersangka.

Rosa juga mengaku berhubungan dengan anggota DPR lain selain Angelina saat mengurus proyek di kementerian selain Kemendikbud dan Kemenpora. Atas jawaban Rosa ini, hakim Hendra Yosfin memintanya mengungkap nama-nama anggota dewan yang pernah kongkalikong dengan Grup Permai tersebut.

"Itu siapa saja?" kata hakim Hendra.

Sayangnya, Rosa enggan mengungkapkan nama lain karena dianggapnya tidak berkaitan dengan kasus ini. Hakim Hendra Yosfin pun membujuk Rosa untuk berani membongkar praktik kotor di DPR tersebut.

"Pengadilan Tipikor ini tidak terbatas. Harus ungkap semua, saksi jangan takut, takut sama Tuhan saja. Kalau kita biarkan, yang dihukum hanya yang ini. Akan tetapi, sistem ini harus diubah, siapa-siapa saja oknumnya," ujar hakim Hendra.

Meskipun sudah dibujuk demikian, Rosa tetap tidak berani mengungkap nama anggota DPR yang lain. "Saya enggak berani Yang Mulia," kata mantan terpidana kasus suap wisma atlet SEA Games ini.

Rosa juga mengatakan, banyak perusahaan selain Grup Permai yang bermain proyek di DPR. Setidaknya, ada 10 perusahaan yang menjadi saingan Grup Permai. Dalam persidangan sebelumnya, mantan Wakil Direktur Grup Permai, Yulianis, mengungkapkan sejumlah nama anggota DPR selain Angelina dan Koster yang sering berhubungan dengan Grup Permai. Mereka yang disebut Yulianis adalah Azis Syamsuddin, Abdul Kadir Karding, Olly Dondokambey, Zulkarnaen Djabar, dan Said Abdullah.

Berita terkait kasus ini dapat diikuti dalam topik "Dugaan Suap Angelina Sondakh"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KY Gelar Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung, Publik Bisa Bertanya

    KY Gelar Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung, Publik Bisa Bertanya

    Nasional
    Megawati Tantang Penyidik Menghadap, KPK Jangan Gentar

    Megawati Tantang Penyidik Menghadap, KPK Jangan Gentar

    Nasional
    Jamaah Islamiyah Bubar, Berikut Jejak Teror Bom Terbesar yang Didalangi di Indonesia

    Jamaah Islamiyah Bubar, Berikut Jejak Teror Bom Terbesar yang Didalangi di Indonesia

    Nasional
    Masuk Pekan Terakhir, 84 Orang Sudah Mendaftar Jadi Capim dan Dewas KPK

    Masuk Pekan Terakhir, 84 Orang Sudah Mendaftar Jadi Capim dan Dewas KPK

    Nasional
    Pakar Nilai Kemungkinan Afif Maulana Melompat ke Sungai Kecil, Ini Penjelasannya

    Pakar Nilai Kemungkinan Afif Maulana Melompat ke Sungai Kecil, Ini Penjelasannya

    Nasional
    Soliditas KIM Saat Pilkada Dinilai Tergantung Kepentingan Lokal dan Ego Nasional

    Soliditas KIM Saat Pilkada Dinilai Tergantung Kepentingan Lokal dan Ego Nasional

    Nasional
    Tak Hanya di Banten, Pisah Jalan KIM Bisa Terjadi di Jakarta dan Jabar

    Tak Hanya di Banten, Pisah Jalan KIM Bisa Terjadi di Jakarta dan Jabar

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Pertemuan Megawati-Penyidik KPK Dinilai Bisa Redakan Isu Kasus Harun Masiku | Mahfud Sebut yang Kalah Pemilu Jangan Marah Melulu

    [POPULER NASIONAL] Pertemuan Megawati-Penyidik KPK Dinilai Bisa Redakan Isu Kasus Harun Masiku | Mahfud Sebut yang Kalah Pemilu Jangan Marah Melulu

    Nasional
    Pembangunan Bendungan Way Apu Tetap Terkendali, meski Alami Overtopping Akibat Cuaca Ekstrem

    Pembangunan Bendungan Way Apu Tetap Terkendali, meski Alami Overtopping Akibat Cuaca Ekstrem

    Nasional
    Besok, Pengadilan Tipikor Lanjutkan Sidang Perkara Gazalba Saleh

    Besok, Pengadilan Tipikor Lanjutkan Sidang Perkara Gazalba Saleh

    Nasional
    Tembus Hutan 8 Hari, TNI Ambil Alih Bandara Agandugume yang Dikuasai OPM

    Tembus Hutan 8 Hari, TNI Ambil Alih Bandara Agandugume yang Dikuasai OPM

    Nasional
    Prajurit Satgultor 81 Praka Jingko Lewi Kase jadi Siswa Terbaik Latihan Militer Lintas Negara di Australia

    Prajurit Satgultor 81 Praka Jingko Lewi Kase jadi Siswa Terbaik Latihan Militer Lintas Negara di Australia

    Nasional
    Survei Indikator Politik: Ahmad Luthfi Teratas dalam 'Top of Mind’ Pilkada Jateng

    Survei Indikator Politik: Ahmad Luthfi Teratas dalam 'Top of Mind’ Pilkada Jateng

    Nasional
    Survei Indikator Politik: Kaesang Raih Elektabilitas Tertinggi di Jateng, Disusul Ahmad Luthfi

    Survei Indikator Politik: Kaesang Raih Elektabilitas Tertinggi di Jateng, Disusul Ahmad Luthfi

    Nasional
    Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral Masih Ditutup, Ini Alasannya

    Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral Masih Ditutup, Ini Alasannya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com