Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abraham: Akan Ada yang Mengejutkan

Kompas.com - 10/10/2012, 02:40 WIB

Jakarta, Kompas - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyatakan, dalam waktu dekat akan ada yang mengejutkan dalam penanganan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan kompleks olahraga terpadu di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Abraham tidak secara spesifik menyebut apa kejutan yang diungkapkan KPK. Namun, Abraham memberi sinyal bahwa apa yang ada di pikiran banyak orang soal kasus korupsi proyek Hambalang bakal terjadi.

”Perkembangan Hambalang, insya Allah, mudah-mudahan akan ada yang mengejutkan kita semua. Yang jelas kasus ini masih kami dalami terus, dan pada akhirnya kalian akan bisa memutakhirkan status ini, dan mungkin yang ada dalam pikiran kalian akan terjadi,” kata Abraham, Selasa (9/10) di Jakarta.

Menurut Abraham, perasaan KPK sama dengan rakyat Indonesia terhadap kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Apa yang dirasakan rakyat tersebut, itulah yang dikerjakan KPK.

”Sense kita semua sama dengan rakyat Indonesia terhadap kasus Hambalang. Nah, itulah yang akan kami lakukan,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, KPK menemukan sejumlah petunjuk keterlibatan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus korupsi proyek Hambalang. Dari petunjuk dan penyertaan-penyertaan yang diperoleh KPK, memang ada keterlibatan Anas dalam kasus ini.

”Berdasarkan petunjuk-petunjuk atau pernyertaan-penyertaan yang ada, memang seperti itu. Tetapi, petunjuk belum bisa disimpulkan sebagai bukti. Harus disaturangkaikan dengan bukti-bukti lain,” kata Busyro.

Sementara itu, pekan lalu Abraham saat ditanya tentang dugaan keterlibatan Anas dalam kasus korupsi proyek Hambalang mengatakan, ”Kalian ini sudah tahu jawabannya, tetapi masih pura-pura bertanya. Satu dua minggu ini insya Allah. Dalam tahap awal, kami enggak menyebut potential suspect karena takut langkah berikutnya terganggu. Tetapi, ini seperti lagunya Krisdayanti, tinggal menghitung hari.”

Dalam beberapa kesempatan Anas selalu membantah terlibat korupsi dalam proyek Hambalang. Bahkan, Anas bersedia digantung bila nantinya terbukti melakukan korupsi dalam proyek Hambalang meski hanya satu rupiah.

”Yakinlah, Rp 1 (serupiah) saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas (Monumen Nasional di Jakarta),” kata Anas ketika itu.

Bulan Maret silam, Anas juga pernah berujar, ”KPK tak perlu mengurus kasus Hambalang karena berasal dari ocehan tak jelas. Ternyata saat ini, proyek Hambalang telah disidik KPK dan masih ada beberapa penyelidikan lain terkait kasus ini. KPK sebetulnya tak perlu repot mengurus Hambalang. Hal itu, kan, asalnya dari ocehan yang tak jelas. Dari karangan tak jelas. Ngapain repot-repot.”

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, dalam kasus korupsi Hambalang, KPK telah menetapkan pejabat pembuat komitmen proyek Hambalang, Deddy Kusdinar, sebagai tersangka.

Sementara dalam penyelidikan paling mutakhir kasus ini, KPK telah meminta keterangan sejumlah orang terkait dugaan adanya aliran dana dari proyek Hambalang ke arena kongres Partai Demokrat. Mereka yang telah dimintai keterangan oleh KPK dalam penyelidikan dugaan adanya aliran dana proyek Hambalang ke kongres Partai Demokrat adalah staf ahli Fraksi Partai Demokrat Nuril dan staf keuangan Fraksi Partai Demokrat Eva Omfita.

Johan membantah ada tersangka baru dalam kasus korupsi proyek Hambalang. Menurut dia, belum ada ekspos atau gelar perkara mengenai korupsi proyek Hambalang. (BIL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com