Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yulianis: Ini 14 Aliran Dana untuk Angelina

Kompas.com - 04/10/2012, 15:06 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis merinci 14 aliran dana dari kas perusahaannya kepada terdakwa Angelina Sondakh. Dari 14 aliran dana itu, ada juga yang ditujukan kepada anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, I Wayan Koster.

Ihwal aliran dana ini disampaikan Yulianis saat diperiksa sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan penerimaan suap kepengurusan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan Nasional dengan terdakwa Angelina Sondakh, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (4/10/2012).

Saat merinci aliran dana tersebut, Yulianis berpatokan pada catatan yang dibuatnya saat proses penyidikan di KPK. Semua aliran dana dari kas Grup Permai itu, menurutnya, ada bukti tanda keluarnya. Menurut Yulianis, kas dikeluarkan atas pengajuan marketing Grup Permai dan sudah disetujui Muhammad Nazaruddin. Miliaran uang dalam rupiah dan dollar AS itu, menurutnya, diberikan kepada Angelina dan Koster untuk support penganggaran proyek Kemenpora dan Kemendiknas.

“Saya tahunya karena ada pengajuan yang berhubungan dengan support Bu Angie,” kata Yulianis.

Berikut 14 aliran dana ke Angelina atau Angie yang diungkapkan Yulianis :

12 Maret 2010
Senilai Rp 70 juta untuk proyek universitas. Menurutnya, uang diberikan langsung ke Angelina melalui staf marketing bernama Clara.

13 Maret 2010
Senilai 100 ribu dollar AS. Menurutnya, uang tersebut untuk Angelina dan Wayan Koster atas pengajuan Mindo Rosalina Manulang. “Yang ambil uangnya juga Bu Clara, bawahannya Bu Rosa,” ujar Yulianis.

19 April 2010
Senilai Rp 2,5 miliar untuk proyek universitas Kemendiknas atas pengajuan Mindo. Miliaran uang ini, menurut Yulianis, diantarkan stafnya yang bernama dadang ke staf Angelina yang bernama Jefry di Mall Ambasador, Jakarta.

3 Mei 2010
Senilai Rp 2 miliar atas pengajuan Mindo. Uang tersebut, kata Yulianis, untuk Angelina dan Wayan Koster.

4 Mei 2010
Senilai Rp 3 miliar sebagai support terkait anggaran universitas.

5 Mei 2010
Senilai Rp 2 miliar untuk proyek Kemenpora yang diantarkan sopir  Yulianis bernama Luthfi ke ruangan Wayan Koster di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. “Pak Luthfi laporan ke saya, dia ketemu staf Pak Koster,” ungkap Yulianis.

5 Mei 2010
Senilai Rp 3 miliar yang juga diterima staf Wayan Koster bernama Budi.

19 Juni 2010
Senilai 100.000 dollar AS dan 100.000 dollar AS untuk Angelina yang akan berangkat ke Belanda. “Ini Bu Rosa sendiri yang ambil,” kata Yulianis.

2 September 2010
Senilai 150.000 dolllar AS. “Pengajuannya sebenarnya Rp 1 miliar, tapi diubah Sama Bu Neneng jadi dollar AS,” ujar Yulianis. Uang tersebut dikeluarkan atas pengajuan staf marketing bernama Clara untuk Angelina sebagai support proyek universitas 2010

14 Oktober 2010
Senilai 500.000 ribu dollar AS atas pengajuan Mindo. Semula, menurut Yulanis, diminta Rp 1 miliar namun diganti oleh Nazaruddin dengan 500.000 dolar AS. “Dipecah dua, 200.000 dollar AS dan 300.000 dollar AS untuk Pak Wayan dan Bu Angie,” tambahnya.

17 Oktober 2010
Senilai 400.000 dollar AS untuk Angelina dan Wayan Koster yang diantar oleh staf Yulianis bernama Dewi.  Uang itu, menurutnya, diberikan langsung ke Wayan di ruangan Wayan di gedung DPR.

26 Oktober 2010
Senilai 500.000 dollar AS yang diantarkan Dewi untuk Wayan dan Angelina. Uang tersebut, menurut Yulianis, diterima staf Wayan Koster.

3 November 2010
Sebesar 500.000 dollar AS atas pengajuan Mindo untuk support Angelina dan Koster terkait proyek universitas 2010.

22 November 2010

Senilai Rp 10 juta atas pengajuan Clara untuk Angelina menyumbang ke korban bencana alam Gunung Merapi.  Uang tersebut, menurut Yulianis, ditransfer ke rekening staf Angelina yang bernama Lindina Wulandari.

Berita terkait kasus Angie dapat diikuti dalam topik "Dugaan Suap Angelina Sondakh"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

    Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

    Nasional
    Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

    Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

    Nasional
    Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

    Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

    Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

    Nasional
    Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

    Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

    Nasional
    JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

    JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

    Nasional
    Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

    Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

    Nasional
    Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

    Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

    Nasional
    DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

    DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

    Nasional
    Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

    Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

    Nasional
    Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

    Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

    Nasional
    Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

    Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

    Nasional
    Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

    Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

    Nasional
    Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

    Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com