Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK akan Seleksi Penyidik Pengganti yang Dikirim Polri

Kompas.com - 03/10/2012, 17:00 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi akan menyeleksi terlebih dahulu 20 penyidik pengganti yang dikirim Kepolisian RI. Sebanyak 20 penyidik dikirim Polri ke KPK sebagai pengganti dari 20 penyidik yang sebelumnya tidak diperpanjang masa tugasnya di KPK.

"Mengenai Polri akan mengirim nama-nama pengganti dari 20 itu, tentu KPK akan melakukan proses-proses seperti yang sebelumnya ya, seleksi terlebih dahulu," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Rabu (3/10/2012).

Sejauh ini, menurut Johan, KPK, yang sedang mengalami defisit penyidik, belum menerima daftar nama 20 calon penyidik pengganti yang dikirim Polri tersebut.

Secara terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, Polri akan mengirim daftar nama ke-20 penyidik pengganti itu ke KPK pada siang ini. Ke-20 orang tersebut, menurut Boy, sudah mengikuti seleksi internal, di antaranya tes psikologi.

Johan mengatakan, meskipun Kepolisian sudah mengirimkan 20 penyidik pengganti, KPK tetap berharap Kepolisian mengabulkan permintaan KPK untuk memperpanjang masa tugas 16 penyidik yang sebelumnya dikatakan habis masa kerjanya itu.

"Sampai hari ini KPK berharap permintaan perpanjangan 20 penyidik itu dijawab resmi oleh Polri," ujarnya.

Ke-16 penyidik itu sebelumnya menangani sejumlah kasus di KPK. Selain itu, KPK tengah melalukan proses seleksi penyidiknya sendiri. Menurut Johan, sebanyak 65 orang dari internal KPK sudah mendaftar sebagai calon penyidik dan sudah mengikuti seleksi administrasi. Dari 65 orang itu, sebanyak 30 orang dinyatakan lolos seleksi administrasi.

Selanjutnya, 30 orang itu akan mengikuti uji kompetensi. Diperkirakan, dalam waktu dua minggu, proses seleksi penyidik KPK ini sudah menghasilkan.

Ikuti berita terkait minimnya penyidik di KPK dalam topik "KPK Krisis Penyidik"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Nasional
    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Nasional
    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Nasional
    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    Nasional
    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Nasional
    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Nasional
    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    Nasional
    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Nasional
    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Nasional
    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

    Nasional
    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com