Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2012, 18:54 WIB
|
EditorHertanto Soebijoto

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemenangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama dapat memberikan pelajaran berharga bagi para politisi, terutama di level elite. Partai politik mengalami pengeroposan di basis-basis konstituen mereka. "Ini bisa kita tafsirkan sebagai tumbangnya oligarki partai politik," kata Gun Gun Heryanto, pengamat The Political Literacy Institute kepada Kompas.com, Kamis (20/9/2012).

Gun Gun mengatakan, alasan pertama terjadinya pengeroposan ini karena bergairahnya warga DKI dalam memilih pasangan Jokowi-Basuki di Pilkada kali ini. Kekuatan figur terutama positioning Jokowi juga membantu menarik suara konstituen. Menurut Gun, Jokowi-Basuki memang didorong oleh partai politik, tetapi kuatnya citra dan reputasi Jokowilah yang lebih dominan mengantarkan ke kemenangan pasangan ini.

Dari hasil penghitungan sementara menunjukkan bahwa bukan hanya Jakarta, tapi Indonesia memang sedang merindukan sosok transformatif dan punya semangat komunitarianisme. Selain itu, kata Gun Gun, keinginan perubahan dari tipe pemimpin teknokratik-birokratik ke pemimpin yang dekat dengan komunitas menjadi figur yang dirindukan. "Ini simpul nilai sosio-politis Indonesia, yakni paguyuban atau komunitarianisme bukan patembayan," kata Gun.

Gun mengatakan, alasan kedua menunjukkan bahwa keputusan para elite partai politik dengan pendekatan oligarkis yang kerap dipraktikkan oleh parpol benar-benar telah mendapatkan peringatan keras dari rakyat. Semakin cerdas atau rasional pemilih, maka kualitas kandidat yang dipilih akan semakin mendapatkan tempat.

Meski ada konsep, katanya, 'blocking party' dengan koalisi besar yang dilakukan oleh kubu Foke-Nara pasca putaran pertama tidak lagi efektif mengalahkan kehendak warga yang menghendaki perubahan. Koalisi elitis tidak banyak memengaruhi perilaku pemilih, tetapi juga di basis-basis pemilih partai yang para elitenya menginginkan diri dalam kontrak mendukung Foke-Nara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com