Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres di Lenteng Agung

Kompas.com - 18/09/2012, 08:19 WIB

KOMPAS.com - Kamis (13/9) siang, kelompok aktivis yang menamakan diri Forum Kebangsaan Indonesia Memilih Pemimpin datang ke markas besar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Mereka terdiri atas Teten Masduki, J Kristiadi, Burhanudin Muhtadi, Garin Nugroho, Mariza Hamid, Tunggal Pawestri, Endah, dan Komaruddin Hidayat.

Kelompok pencari orang-orang berbakat untuk memimpin negeri ini ditemui presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, yang masih memegang kursi Ketua Umum PDI-P. Hadir pula Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo, Ketua DPP Bidang Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri Andreas Hugo Pareira, Ketua Bidang Pemuda Maruarar Sirait, dan Wakil Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.

Pertemuan yang terbuka untuk wartawan ini berlangsung lebih dari dua jam. Satu per satu, aktivis FKIMP menyampaikan pandangan mereka mengenai FKIMP dan maksudnya.

Komaruddin menegaskan, konsultasi dan dialog dengan parpol akan terus dilakukan FKIMP untuk menyiapkan dan membantu parpol mendapatkan pemimpin-pemimpin yang baik. ”Kami hanya ingin membangkitkan kesadaran, ini lho Indonesia butuh ratusan pemimpin, banyak peluang dan tantangan. Kami ingin terlibat dengan parpol, melihat realitas dan suara rakyat di daerah, dan disampaikan ke parpol,” ujarnya.

Garin, budayawan dan sineas ini, mengungkapkan, dalam Pemilu 2014 akan terjadi pertarungan pemilik dan pelaku bisnis media yang terjun di kancah politik. Yang dikhawatirkan, pertarungan terjadi tanpa dasar etika. Akibatnya, calon-calon pemimpin yang baik tidak akan muncul karena mereka tidak punya akses ke media.

”Menjadi pekerjaan rumah bersama, bagaimana menjaring dan mendialogkan calon-calon pemimpin yang baik menurut publik kepada parpol,” kata Garin.

Teten mengungkapkan kerisauannya atas perkembangan demokrasi politik. Masyarakat tidak percaya lagi dengan politik. Hal itu terutama jika dikaitkan dengan kesejahteraan ataupun kebijakan umum. Ia juga prihatin dengan politik uang.

”Namun, kita bisa memperbaiki kondisi itu dari aspek masyarakat sipil. Kami ingin membantu memperbaiki aspek rekrutmen politik di partai, bergerak ke daerah-daerah, juga mewujudkan ide membuat sekolah kebangsaan. Idenya bagaimana membuat kualitas demokrasi di Indonesia lebih baik,” kata Sekjen Transparency International Indonesia (TII) itu.

Setelah para aktivis FKIMP bicara, giliran Megawati buka suara. Mariza Hamid langsung berkomentar, ”Mega tampak sehat dan cantik.” Komaruddin mengatakan, ”Mega matang, komunikatif, dan tidak mengherankan bila banyak orang dalam partainya tetap akan mengajukan dia untuk capres lagi.”

”Saya senang karena merasa tidak kesepian lagi,” kata Megawati membuka percakapan. ”Sekarang banyak yang mau ketemu PDI-P dan Bu Mega,” kata Mega di awal uraiannya.

(J Osdar)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com