SAMPANG, KOMPAS.com -- Sepuluh hari berada di penampungan membuat pengungsi Syiah asal Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan warga Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, kebingungan untuk berhubungan intim bagi yang sudah berstatus suami istri.
Pasalnya tempat penampungan pengungsi hanya lapangan tenis terbuka, dimana tidak ada ruang privasi. Akibatnya, sempat ada pasangan suami-istri yang kepergok relawan sedang berhubungan intim di belakang lapangan tenis indoor dalam keadaan tanpa penyekat.
Atas kejadian tersebut, jaringan relawan pengungsi Syiah membuat ruangan khusus yang diberi nama "Bilik Asmara" di dalam gedung pengungsian.
Wahyuni, koordinator jaringan relawan pengungsi Syiah, Selasa (4/9/2012) mengatakan, relawan sepakat untuk membuat "Bilik Asmara" agar para pengungsi tidak sembarang berhubungan badan dengan pasangannya.
"Kami prihatin karena untuk berhubungan suami-istri, para pengungsi tidak bebas dan menempati tempat yang sebenarnya tidak layak dipandang mata umum," terangnya.
Bilik tersebut untuk sementara dibuat satu ruang. Tetapi relawan berencana untuk menambahnya kembali.
"Kami akan menambah bilik asmara, sebab pengungsi di sini yang sudah berstatus suami-istri jumlahnya ratusan," katanya.
Bilik Asmara yang berada di bawah tangga lapangan tenis indoor itu juga akan dilengkapi dengan kebutuhan lainnya, seperti kondom, tisu basah dan kasur, agar pasangan merasa nyaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.