Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benjolan di Mata Bocah Ini Akibat Tamparan Guru

Kompas.com - 30/08/2012, 15:07 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Benjolan di mata Gisela Ukat, bocah berusia sepuluh tahun asal Desa Fatuneno, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, ternyata diduga akibat tamparan gurunya, bukan karena penyakit.

Siswi kelas V SDK Fatuneno ini sebelumnya diberitakan Kompas.com mengalami benjolan besar di mata kanannya. Kondisi ini membuat bocah malang tersebut terus menangis setiap hari.

Benjolan besar di mata Gisela ini karena ditampar oleh guru mata pelajaran Agama berinisial MN di SDK Fatuneno. Pengakuan itu disampaikan oleh ibu kandung Gisela, Selviana Elarice Tefa (40), kepada Kompas.com di bangsal anak RSUD Kefamenanu, Kamis (30/8/2012).

"Mata anak saya yang bengkak ini akibat ditampar oleh guru Agama SDK Fatuneno pada saat pelajaran Agama Katolik. Dia ditampar sebanyak satu kali karena waktu itu Gisela disuruh ucapkan doa, dan hal itu diikuti oleh Gisela dengan lancar dan benar. Lalu ibu itu menyuruh Gisela untuk mengulang doa itu sekali lagi. Namun karena Gisela kelamaan, dia langsung tampar Gisela dan mungkin mata Gisela kena cincin yang dikenakan ibu guru itu," urai Selviana.

Peristiwa itu, menurut Selviana, terjadi pada Kamis 23 Agustus 2012 lalu. Setelah dipukul MN, malam itu juga Gisela langsung mengeluh sakit di matanya sampai meradang ke seluruh kepalanya sehingga dia terus menangis. Bahkan Gisela meminta ibunya mengikatkan kain atau tali ke kepalanya karena sakit yang tak tertahankan.

"Sehari setelah dia dipukul, bengkak di matanya mulai membesar sampai hari ini. Saat kami tanya apa penyebab sampai matanya membengkak, Gisela hanya diam saja. Selang beberapa hari barulah terungkap kalau Gisela ditampar oleh ibu guru Agama. Itu pun karena teman sekelas Gisela yang beri tahu kami," kata Selviana.

Karena putrinya diperlakukan kasar, kedua orangtua Gisela pun lantas mengadukan penamparan itu ke Kepala SDK Fatuneno. Menurut Selviana, di hadapan dirinya dan kepala sekolah, MN mengaku telah menampar Gisela. MN mengaku tidak sengaja menampar MN dan itu dilakukan pada saat jam dinas.

"Pada saat itu, MN berjanji akan bertanggung jawab atas perbuatannya itu, dan MN berjanji akan menanggung semua biaya perawatan Gisela, tetapi hanya di Rumah Sakit Eban Miomafo Barat saja. Sedangkan untuk perawatan di RSUD Kefamenanu, sampai saat ini belum ada kejelasan pertanggungjawaban dari MN, apalagi kalau sampai Jakarta? Oleh karena itu, sampai sekarang kami masih menunggu pembicaraan antara bapaknya Gisela, Paulus Ukat; dan pihak sekolah, termasuk MN sendiri," kata Selviana.

Meskipun sudah ada permintaan maaf dari MN, kedua orangtua Gisela berharap agar MN dan pihak sekolah bertanggung jawab untuk menyembuhkan anak mereka, sekalipun harus dioperasi sampai Jakarta. Selain sakit di matanya, Gisela saat ini juga mengalami trauma berat. Hal itu terlihat saat ia diwawancarai Kompas.com. Gisela tampak ketakutan dan langsung memeluk ibunya.

Sementara itu, telepon seluler MN sedang tidak aktif saat dihubungi Kompas.com. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten TTU Vinsen Saba mengaku kaget mengetahui informasi tersebut. Dia berjanji besok akan mengunjungi Gisela di RSUD sekaligus mendengar keterangan dari kedua orangtua Gisela, terkait pemukulan itu.

"Aduh, esok saya akan cek anak itu di rumah sakit untuk meminta keterangan, dan esok juga saya akan kasih surat panggilan kepada guru itu untuk menghadap ke kantor untuk memberikan penjelasan terkait dengan itu," urai Vinsen.

Diberitakan sebelumnya, Gisela Ukat, bocah berusia sepuluh tahun asal Desa Fatuneno, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten TTU, Nusa Tenggara Timur, harus menahan sakit akibat benjolan di mata kanannya yang semakin hari semakin membesar dan mulai menutupi mata. Siswi kelas V SDK Fatuneno ini sudah lebih dari dua minggu tidak masuk sekolah karena dirawat secara intensif di RSUD Kefamenanu.

Sejak dirawat dari hari pertama sampai saat ini, kondisi matanya tidak mengalami perubahan, bahkan malah semakin parah. Dokter setempat juga sampai angkat tangan karena kekurangan tenaga ahli penyakit mata dan peralatan rumah sakit yang minim. Menurut rencana, Gisela akan dirujuk ke rumah sakit di Jakarta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com