Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tawarkan Senjata ke Irak

Kompas.com - 16/08/2012, 05:38 WIB

Baghdad, Kompas - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menawarkan senjata serbu SS-2 produksi PT Pindad kepada Kementerian Pertahanan Irak. Selain untuk memperluas pasar senjata produksi PT Pindad, tawaran itu menjadi bentuk konkret kerja sama industri pertahanan kedua negara.

Wartawan Kompas Subur Tjahjono melaporkan dari Baghdad, Irak, Rabu (15/8), tawaran senjata itu disampaikan Sjafrie saat diterima Sekretaris Jenderal Kemenhan Irak Jenderal Mohan Hafedz Fahad di Kantor Kemenhan Irak di Baghdad, Selasa sore atau malam WIB.

Dalam pertemuan itu, Sjafrie didampingi antara lain Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemenhan Mayjen Puguh Santoso, Duta Besar Indonesia untuk Irak Safzen Noerdin, Atase Pertahanan Indonesia untuk Iran merangkap Irak Kolonel Budi Pramono, dan Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono.

Sebelumnya, Sjafrie dan rombongan mengunjungi Universitas Pertahanan Irak. Selanjutnya, Sjafrie dan rombongan diterima Perdana Menteri Irak Nouri Al-Maliki di rumahnya.

Dalam pertemuan dengan pejabat Kemenhan Irak, Sjafrie menunjukkan contoh senjata SS-2. Adik menjelaskan, senjata itu beberapa kali menjuarai lomba menembak antar-angkatan darat negara tetangga seperti Australia dan Malaysia.

”Kami juga memproduksi senjata bersama amunisinya sehingga antara senjata dan amunisi bisa terpasang dengan baik,” kata Adik. PT Pindad juga memproduksi kendaraan militer jenis panser.

Sjafrie juga menunjukkan sejumlah produk perlengkapan militer nonsenjata, seperti topi baja, seragam militer, rompi antipeluru, sepatu, dan ransel. Perlengkapan militer nonsenjata itu diproduksi sejumlah perusahaan swasta di Indonesia.

Sjafrie menawarkan kepada pejabat Kemenhan Irak untuk melihat langsung produk militer itu ke Indonesia. Mohan Hafedz Fahad menyambut baik tawaran itu dan akan segera berkunjung ke Indonesia. ”Kami juga telah menyiapkan draf MOU (nota kesepahaman) kerja sama pertahanan untuk disepakati bersama,” kata Mohan.

Pembelian senjata

Sementara itu, proses pengadaan alat utama sistem persenjataan di dalam negeri, menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, berlangsung transparan. Tak ada transaksi dalam pembahasan pengadaan persenjataan itu dengan DPR.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com