Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Jokowi-Ahok, PKS Dinilai Tak Berkaca

Kompas.com - 14/08/2012, 11:36 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera dinilai tidak berkaca pada sikapnya selama ini ketika mengkritik pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Jokowi-Ahok. PKS dinilai hanya mencari pembenaran atas sikap politik mendukung pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Penilaian itu disampaikan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Gun Gun Heryanto, Selasa (14/8/2012), di Jakarta, terhadap komentar pernyataan Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta. Sebelumnya, Anis mengkritik pasangan Jokowi-Ahok lantaran tak menyelesaikan tugasnya. Jokowi tak menyelesaikan tugas sebagai Wali Kota Solo dan Ahok sebagai anggota DPR.

Gun Gun mengatakan, Hidayat Nur Wahid yang diusung PKS pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta juga bersikap sama. Hidayat masih tercatat sebagai anggota DPR periode 2009-2014. Gun Gun menambahkan, belum lagi jika melihat sikap Didik yang tak mengikuti keputusan PAN untuk mendukung Foke-Nara. Padahal, Didik adalah salah satu Ketua DPP PAN.

Gun Gun berpendapat, PKS juga tak melihat sikap Foke yang bertikai dengan Wakil Gubernur Prijanto selama bertahun-tahun. Prijanto bahkan sampai mengajukan pengunduran diri, tetapi ditolak oleh DPRD DKI Jakarta. Menurut Gun Gun, hal itu juga memberikan pendidikan politik yang buruk. "Jadi, logika yang dibangun Anis Matta tidak relevan lagi," katanya.

Gun Gun mengatakan, PKS juga telah memberikan pendidikan politik yang buruk setelah tak konsisten ketika mendukung Foke jika melihat sikap PKS yang menghantam Foke pada Pilkada 2007 dan putaran pertama Pilkada 2012 . Selain itu, pendidikan politik yang buruk juga terlihat dari sikap PKS di koalisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Track record partai yang tidak konsisten dalam koalisi, misalnya, mengambil peran sebagai oposisi di berbagai kebijakan pemerintah. Publik tentu skeptis, mengapa jika PKS tidak selaras dengan pemerintah tidak keluar dari kekuasaan? Ini juga memberi pendidikan buruk kepada khalayak," kata pengajar di Universitas Paramadina itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com