Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Telusuri Aliran Dana ke Primkopol Ditlantas Polri

Kompas.com - 13/08/2012, 18:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polri mengaku sedang menelusuri aliran dana kasus simulator ujian SIM yang disebut-sebut mengalir ke Primer Koperasi Polri di Direktorat Lalu Lintas Polri. Penyidik juga akan menindaklanjuti informasi dari Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan terkait beberapa transaksi mencurigakan.

"Ini lagi dicari. Belum ada menunjukkan kaitan dengan perkara itu," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, Senin (13/8/2012).

Dalam kasus tersebut, Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) Sukotjo S Bambang sebagai subkontraktor disebut-sebut pernah menerima sejumlah uang dari Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) Budi Susanto sebagai pihak pemenang tender proyek. Uang itu kemudian diduga diberikan kepada Irjen Djoko Susilo dan mengalir ke Primkopol Ditlantas Polri.

Menurut Boy, Polri memang telah menerima Laporan Hasil Analisis (LHA) dari PPATK. Namun, sejumlah laporan tersebut masih dalam penelusuran. Boy menjelaskan, terdapat 181 laporan hasil akhir (LHA) di seluruh Indonesia dari PPATK kepada penyidik Bareskrim Polri pada 2011. Sebanyak 123 LHA di antaranya masih dalam penyelidikan.

Adapun 30 LHA tidak dapat ditingkatkan menjadi proses sidik karena tidak ditemukan adanya perbuatan melawan hukum, sedangkan yang telah dilakukan penyidikan ada 7 LHA. Selain itu, Polri telah menyatakan lengkap terhadap 13 berkas perkara. Untuk tahun 2012, terdapat 13 LHA di mana 11 LHA di antaranya masih dalam penyelidikan dan 2 kasus naik ke penyidikan.

Sebelumnya, Kepala PPATK M Yusuf mengatakan, terdapat aliran dana mencurigakan pada tahun 2011 yang pernah dikirim ke Polri. Pada rekening tersebut tertera nama salah satu tersangka kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian SIM. PPATK menemukan transaksi keuangan mencurigakan yang nilainya lebih dari Rp 10 miliar.

"Spesifik yang menyebutkan terkait simulator belum bisa dipastikan. Akan diteliti ulang kembali. Itu yang diterima penyidik Bareskrim. Penyidik akan mempelajari yang sudah pernah diberikan, apa ada kaitan kasus simulator," kata Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

    Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

    Nasional
    Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

    Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

    Nasional
    CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

    CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

    Nasional
    Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

    Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

    Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

    Nasional
    Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

    Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

    Nasional
    Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

    Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

    Nasional
    Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

    Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

    Nasional
    Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

    Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

    Nasional
    Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

    Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

    Nasional
    Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

    Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

    Nasional
    PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

    PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

    Nasional
    Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

    Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

    Nasional
    Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

    Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

    Nasional
    TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

    TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com