Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keguyuban di Lembah Ciamis

Kompas.com - 13/08/2012, 12:06 WIB

 

Oleh Cornelius Helmy

KOMPAS.com - Keguyuban antarumat beragama seperti napas yang tak pernah berhenti di Dusun Susuru, Desa Kertajaya, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Seratusan tahun lalu, perbedaan agama dan keyakinan terus menjadi energi yang menyatukan.

Berada di lembah antara Gunung Sawal dan Gunung Ciremai, Dusun Susuru berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat kota Kabupaten Ciamis. Hanya ada satu jalan beraspal kasar sepanjang 5 kilometer dan lebar 4 meter yang menghubungkannya dengan pusat Desa Kertajaya.

Berbeda dengan dusun terpencil lainnya di Ciamis, masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani itu hidup rukun dalam tiga agama dan keyakinan. Menurut Sekretaris Desa Kertajaya Jojo Jarkasih, awal Agustus lalu, saat ini hidup berdampingan 1.914 pemeluk agama Islam, 131 orang beragama Katolik, dan 56 penghayat Ajaran Karuhun Urang (Akur). Dengan luas wilayah sekitar 150 hektar, letak 3 masjid, 1 gereja, dan tempat sarasehan penghayat pun berdekatan. Demikian juga rumah tinggal pemeluknya.

Jejak toleransi bisa dilihat dari keberadaan rumah ibadat. Di dekat pintu masuk dusun terdapat kompleks Pesantren Al Ikhlas berikut masjidnya. Pemimpin Pondok Pesantren Haji Kurdi Sopandi (50) tak pernah melupakan peran warga Susuru beragama Katolik dan penghayat Akur yang membantu dalam pembangunan masjid pesantren 10 tahun lalu.

Kurdi mengatakan, mereka secara sukarela menyumbang material kayu dan bersama- sama ikut membangun. Hal itu seperti mewarisi kerelaan yang sama saat Masjid Jami Susuru didirikan pada 1970 dan direnovasi 21 tahun kemudian.

”Panitia Badan Amil Zakat- nya adalah Omo dan Ruswa. Keduanya warga Susuru beragama Katolik,” ujar Kurdi. Bahkan, rumahnya pun dibangun bersama oleh warga Katolik dan penghayat yang tinggal di sebelah rumahnya.

Gereja Katolik Stasi Santo Simon di seberang pondok pesantren juga lahir berkat kerukunan masyarakat Susuru. Kepala Stasi Susuru Paulus Anang Suryana (45) mengatakan, banyak pemeluk agama Islam dan penghayat membantu renovasi gereja tahun 2007. Mereka melakukan dengan senang hati tanpa mengharapkan bayaran sepeser pun. Material batu, kayu, tenaga kerja, dan makanan pun disumbangkan.

Toleransi tak hanya di situ. Saat perayaan agama pun warga ikut saling menghadiri. Misalnya, saat perayaan Natal, pemeluk agama Islam dan penghayat tak pernah absen. Selain ikut memberikan renungan, secara sukarela mereka juga ikut berjaga-jaga di acara perayaannya. Warga juga ikut membantu menyumbang konsumsi.

”Kami juga selalu dilibatkan saat umat Muslim merayakan Idul Fitri, Isra Miraj, atau Idul Adha. Tak hanya mengucapkan selamat, tapi saling mendoakan sesuai agama dan keyakinan masing-masing,” ujarnya.

Budaya Sunda

Kepala Program Studi Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Siliwangi Tasikmalaya Akhmad Satori, yang pernah meneliti keberagaman di Susuru, mengatakan, keberagaman itu sudah muncul saat Ki Sumantra, warga Susuru, pulang kampung setelah belajar ilmu rohani. Ki Sumantra belajar dari Pangeran Madrais, pemimpin Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, di Kuningan, Jawa Barat, awal abad ke-20.

Ajaran Pangeran Madrais yang dikenal dengan Agama Djawa Sunda (ADS) lantas diajarkan kepada masyarakat Susuru. Sebelumnya, seluruh masyarakat Susuru memeluk agama Islam.

Tahun 1960-an, saat pemerintah melarang ADS, Pangeran Tejabuana, pemimpin ADS ketika itu, membebaskan pengikutnya menganut agama yang diakui saat itu. Pangeran Tejabuana memilih Katolik, diikuti banyak pengikutnya di Susuru. Namun, tak sedikit yang memilih masuk Islam.

”Masyarakat Dusun Susuru mengedepankan hidup berdampingan tanpa melihat perbedaan agama dan kepercayaan. Masyarakat saling menghormati pilihan yang diambil warga lainnya,” katanya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Nasional
    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Nasional
    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

    Nasional
    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Nasional
    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Nasional
    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Nasional
    Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

    Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

    Nasional
    BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

    BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

    Nasional
    Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

    Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

    Nasional
    Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

    Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

    Nasional
    Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

    Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

    Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

    Nasional
    Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

    Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

    Nasional
    Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

    Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com