Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2012, 11:42 WIB

KOMPAS.com - Keluarga ini pernah mengalami cobaan berat. Menolak untuk menyerah, keduanya berusaha melahirkan kembali usaha kue yang telah dirintis sebelumnya dan berhasil! Selain omzet berlipat ganda, bisnis tiramisu ini mereka jadikan motivasi untuk selalu berbuat baik pada sesama.

Tahun 2005 silam Endang Pudjiati harus kehilangan suami tercinta, Indayanto, yang meninggal akibat penyakit liver. Sebagai orang tua tunggal, Endang harus mencari pemasukan sendiri. Apalagi saat itu ketiga putra putrinya, Avit, Arief, dan Suli, masih butuh biaya. “Ada yang baru masuk kerja, dan ada pula yang masih kuliah,” papar wanita yang juga berprofesi sebagai relawan rohaniawati di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta ini.

Kebetulan Endang hobi memasak dan pandai membuat tiramisu. Kue asal Italia yang punya aroma khas kopi ini merupakan  penganan favorit keluarga mereka. Si bungsu Suli pun akhirnya mendorong sang bunda untuk menjual tiramisu tersebut ke kampus. “Saya yang menjual ke teman-teman. Waktu itu yang ada dalam pikiran saya adalah bagaimana bisa mandiri. Selain itu, saya merasa usaha ini bisa sekaligus memotivasi ibu untuk maju setelah ayah tiada,” ujar wanita bernama lengkap Dewi Suli Nurul Safitri tersebut.

Melihat semangat Suli, Endang pun jadi ikut semangat. Pasangan ibu-anak ini sepakat menjual tiramisu untuk mendapat pemasukan. Suli yang juga piawai membuat tiramisu menjajakan kue itu ke teman-teman kuliah. Ternyata mereka semua ketagihan. “Kabar pun menyebar dari mulut ke mulut dan selanjutnya pesanan mulai berdatangan,” ujar wanita kelahiran Denpasar, 25 April 1986 itu.

Menurut Endang, meski berskala rumahan, usaha tiramisu memberi keuntungan lumayan dan bisa membantu keuangan keluarga. Ketika baru mulai, konsep yang diterapkan sangat sederhana. Promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut, kemasan masih polos, dan belum ada variasi rasa. “Waktu itu kami masih menjual ClassicTiramisu, yakni tiramisu dengan paduan cokelat saja. Meski begitu, yang membeli ada saja karena mereka puas dengan rasanya. Tidak pahit,” papar Endang yang lahir di Jakarta, 24 November 1957 ini.

Kolaborasi keluarga perbaharui usaha
Untuk memulai pengembangan bisnis itu, mereka mengumpulkan modal bersama. Masing-masing anak menyumbangkan dana sebesar Rp 5 juta. Modal yang telah terkumpul itu digunakan untuk membuat media promosi, seperti brosur dan kartu nama, serta membeli materi kemasan, antara lain boks dan cup untuk wadah tiramisu.

Untuk membuat konsep yang baru, Endang dan anak-anaknya saling berbagi tugas. Putra pertamanya Avit, memegang peran dalam menangani konsep produk dan mengatur kegiatan usaha, sementara menantu Endang, Lucy Wiryono, yang dikenal publik sebagai presenter berbagai program televisi dan penyiar radio, turun tangan menjadi humas dan marketing. Anak keduanya Arief, menangani bagian pengadaan barang, sementara Suli bertugas mengawasi operasional dan pembukuan keuangan. Endang sendiri menangani kegiatan produksi dan inovasi produk.

Dengan sistem yang dimatangkan ini, lahirlah produk bernama MISU yang diambil dari kata "tiramisu". Nama produk sengaja dibuat sesimpel mungkin agar orang selalu ingat. Kemasan produk juga didesain sedemikian rupa agar tampilan cup dan warna terlihat menarik.

“Karena lebih banyak krimnya, tiramisu produk kami lebih cocok ditaruh di kemasan cup. Ini akan memudahkan konsumen saat memakannya. Tidak perlu dipotong-potong lagi sehingga tidak belepotan saat dimakan,” jelas Suli yang kini tengah mengandung anak pertama.

Untuk variasi, selain Classic Tiramisu Endang mengembangkan satu inovasi yang dinamakan Tiramisu Green Tea. Selanjutnya ia akan meluncurkan produk baru dengan varian rasa buah blueberry.

Untuk mengembangkan usaha, Misu juga dipasarkan lewat jejaring sosial. Ternyata responsnya sangat positif. Saat baru diluncurkan lewat akun Twitter, beberapa hari kemudian Endang dan Suli sudah mendapat order sebanyak 425 cup. Endang awalnya kaget dan tidak percaya, begitupun anak-anak mereka.

Order berkali-kali lipat
Kini  dalam proses produksi,  Endang sudah dibantu oleh 3 tenaga kerja dan 2 kurir. Setiap hari ia memproduksi 150 cup tiramisu. Untuk sebulan rata-rata  2.500 cup tiramisu terjual. Salah satu faktor yang membuat kreasi Endang sangat digemari adalah cita rasanya.

“Para pembeli suka karena rasanya tidak sepahit buatan Eropa. Kami memang berupaya untuk menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia yang gemar penganan manis. Oleh karenanya, bahan-bahan seperti krim, susu, kopi, dan cokelat harus dipadu sedemikian rupa agar mendapatkan rasa manis, namun tetap ringan dan gurih,” jelas Endang.

Perubahan konsep dan persiapan yang jauh lebih matang mendatangkan hasil menggembirakan. Menurut Endang, penjualannya meningkat hingga berkali-kali lipat dibanding ketika mereka masih mengandalkan cara lama. “Dulu, kan, hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Sekarang, berkat terobosan di bagian promosi dan marketing, kemajuannya signifikan,” ujarnya bahagia.

Tak ingin cepat puas dengan hasil yang ada, Endang dan anak-anak terus berusaha mengembangkan usaha. Kini mereka juga akan menyasar perusahaan-perusahaan. “Kami sudah pernah melayani order sampai ratusan cup untuk perusahaan yang ingin berbagi dengan karyawan,” ujar Endang senang.

Kunci sukses Endang & Suli
1. Yakin dan percaya diri dalam memulai usaha.
2. Bersungguh-sungguh dalam menjalani bisnis.
3. Selalu berinovasi.

Kontak Misu
Telepon: 081 298 298 098
Email: weMISU@gmail.com
Facebook: weMISU
Twitter:@weMISU

(Ira Nursita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Loyalitas Pelanggan Dongkrak Keberhasilan Bisnis Ritel

Loyalitas Pelanggan Dongkrak Keberhasilan Bisnis Ritel

Advertorial
Kerudung Kaffah, Sukses Berkat Hobi Padu Padan di Blog

Kerudung Kaffah, Sukses Berkat Hobi Padu Padan di Blog

Info Wirausaha
Bisnis Kue Lebaran yang Andalkan Citarasa

Bisnis Kue Lebaran yang Andalkan Citarasa

Info Wirausaha
Cara 'Internet Marketer' Hasilkan Miliaran Rupiah dari Bisnis 'Online'

Cara "Internet Marketer" Hasilkan Miliaran Rupiah dari Bisnis "Online"

Info Wirausaha
Peluang Bisnis Kue Lebaran Tren 'Mash-Up'

Peluang Bisnis Kue Lebaran Tren "Mash-Up"

Info Wirausaha
Kepercayaan Pelanggan Bisa Hilang karena Kesalahan 'Branding'

Kepercayaan Pelanggan Bisa Hilang karena Kesalahan "Branding"

Info Wirausaha
Kompetisi untuk Usaha Mikro Raih Apresiasi CMA

Kompetisi untuk Usaha Mikro Raih Apresiasi CMA

Info Wirausaha
”Toko Cantik” untuk Si Tubuh Besar

”Toko Cantik” untuk Si Tubuh Besar

Info Wirausaha
Jurus Jitu Kesuksesan Ina Cookies

Jurus Jitu Kesuksesan Ina Cookies

Info Wirausaha
Kunci Sukses Bisnis Butik Busana Muslim

Kunci Sukses Bisnis Butik Busana Muslim

Info Wirausaha
Biskuit Bercitarasa Eksotis, Khas Indonesia

Biskuit Bercitarasa Eksotis, Khas Indonesia

Info Wirausaha
5 Produk Indonesia yang Paling Diincar

5 Produk Indonesia yang Paling Diincar

Info Wirausaha
Menuai Laba dari Bisnis Musiman Mukena Bali

Menuai Laba dari Bisnis Musiman Mukena Bali

Info Wirausaha
Bisnis Fashion Berbekal Gaya Personal Alika

Bisnis Fashion Berbekal Gaya Personal Alika

Info Wirausaha
Andai Bisa Muda Lagi, Apa yang Anda Lakukan?

Andai Bisa Muda Lagi, Apa yang Anda Lakukan?

Info Wirausaha
Hadirkan Spa dengan Ragam Inovasi

Hadirkan Spa dengan Ragam Inovasi

Info Wirausaha
Perempuan Punya Potensi Besar dalam Inovasi

Perempuan Punya Potensi Besar dalam Inovasi

Info Wirausaha
Ibu dan Anak yang Sukses Berbisnis

Ibu dan Anak yang Sukses Berbisnis

Info Wirausaha
Wynda Mardio, Sukses Berbisnis Steak Wagyu Murah - Bagian II (Habis)

Wynda Mardio, Sukses Berbisnis Steak Wagyu Murah - Bagian II (Habis)

Info Wirausaha
Wynda Mardio, Sukses Berbisnis Steak Wagyu Murah - Bagian I

Wynda Mardio, Sukses Berbisnis Steak Wagyu Murah - Bagian I

Info Wirausaha
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com