Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Duga Hartati Diperas

Kompas.com - 08/08/2012, 15:09 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie menduga bahwa anggota Dewan Pembina Demokrat Hartati Murdaya Poo diperas oleh Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu. Pasalnya, menurut Marzuki, sudah menjadi rahasia umum bahwa kepala daerah kerap mempersulit perizinan.

"Semua pengusaha mengalami hal yang sama. Terpaksa memberi (uang). Kalau enggak beri, enggak keluar izinnya," kata Marzuki di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/8/2012).

Hal itu dikatakan Marzuki ketika dimintai tanggapan penetapan tersangka Hartati oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Hartati diduga memberi suap senilai Rp 3 miliar kepada Amran terkait hak guna usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit PT Cipta Cakra Murdaya (PT CCM) dan PT Hardaya Inti Plantations (HIP) di Buol.

Marzuki mengatakan, dengan otonomi daerah, kepala daerah memiliki kekuasaan yang luar biasa. Dia memberi contoh sikap kepala daerah di salah satu kabupaten di Jawa Timur yang tidak mau memberikan izin untuk mendirikan pabrik semen.

"Bupati itu tidak pernah keluarkan izin sepanjang tidak menguntungkan dia. Dia ingin semua urusan pembebasan lahan dia yang kendalikan," kata Ketua DPR itu.

Contoh lain, lanjut Marzuki, salah satu direksi BUMN pernah melapor ke dirinya perihal pemerasan yang dilakukan kepala daerah setempat ketika hendak membangun pabrik semen. Dia tak mau menyebut daerah itu. Si camat, kata dia, dipesan oleh bupati agar jangan melayani jika urusan uang belum selesai.

Marzuki menambahkan, pengusaha sulit melaporkan pemerasan ke aparat penegak hukum seperti KPK lantaran mempertimbangkan masalah keamanan. "Dia bilang berada di daerah nanti jadi musuh. Masalah itu harus disikapi dengan baik. Ini masalah keterpaksaan pengusaha. Itu fakta, bukan isu. Sekarang kekuasaan kepala daerah luar biasa sehingga sulit investasi masuk ke daerah," ucapnya.

Meski demikian, Marzuki menyerahkan seluruh proses hukum yang menjerat Hartati kepada KPK. Dia mengaku bahwa Partai Demokrat tak akan mengintervensi proses itu. "Siapa pun juga yang terlibat, kita tidak halangi," pungkas Marzuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasional
    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    Nasional
    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

    Nasional
    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Nasional
    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Nasional
    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Nasional
    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com