Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Kabareskrim Dinilai Mengada-ada

Kompas.com - 06/08/2012, 07:58 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Etika harus tunduk pada hukum negara ketika institusi penegak hukum menjalankan tugasnya, khususnya dalam pemberantasan korupsi. Etika tidak berdiri di atas hukum. Sebaliknya, hukum berada di atas etika.

"Tidak ada code of conduct yang mengikat Polri dan KPK selain aturan hukum yang berlaku," kata Ketua DPP Bidang Hukum Partai Demokrat Benny K Harman ketika dihubungi, Senin (6/8/2012).

Hal itu dikatakan Benny menanggapi pernyataan Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerabas etika dan MoU. Pimpinan KPK tak memberitahu terlebih dulu kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo hendak menggeledah Gedung Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.

"Itu rumahnya orang, yang punya rumah Kapolri. Pak Kapolri tidak diberitahu. (Abraham) Samad waktu ketemu Kapolri tidak menyampaikan penggeledahan. Jam dua ketemu. Jam empat sudah digeledah. Etika ditabrak. MoU ditabrak," kata Sutarman.

Pengacara Taufik Basari dan aktivis Indonesia Corruption Watch Donal Fariz menilai pernyataan Sutarman itu mengada-ada. Menurut keduanya, yang terpenting sebelum penggeledahan yakni memiliki izin penggeledahan dari pengadilan negeri setempat.

"Pihak yang didatangi lalu diberitahu hendak dilakukan penggeledahan. Supaya pihak yang digeledah mengamati jalannya penggeledahan agar tidak ditaruh barang asing," kata Taufik.

Donal mengatakan, jika pemilik rumah diberitahu terlebih dulu akan dilakukan penggeledahan, maka bisa saja dilakukan "bersih-bersih" terlebih dulu. "Alasan kepolisian mengada-ada di balik sikap membangkang pada hukum. Pernyataan itu hanya mencari pembenaran untuk menutup pembangkangan," kata Donal.

Pukulan berat buat Polri

Benny menambahkan, pengungkapan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi roda dua dan empat untuk ujian surat izin mengemudi di Polri menjadi pukulan berat bagi kepolisian di bawah kepemimpinan Timur. Di hadapan Komisi III DPR, kata mantan Ketua Komisi III itu, Timur mengaku mengusung visi reformasi internal yang berkelanjutan.

Demi memperbaiki citra dan komitmen terhadap pemberantasan korupsi di tubuh Polri, lanjut Benny, Kapolri harus membuka diri dengan cara menyerahkan seluruh proses penanganan perkara itu kepada KPK tanpa terkecuali. Polri juga harus memberi akses seluas-luasnya kepada KPK untuk mengusut hingga tuntas perkara itu.

"Dengan cara itu, Polri menepis dugaan bahwa tindakan Polri menetapkan beberapa anggotanya sebagai tersangka dan menahan mereka hanya untuk menutup akses KPK guna memeriksa sejumlah pihak dan mengungkap secara terbuka tokoh-tokoh kunci dalam kasus itu," pungkas Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

    ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

    Nasional
    Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

    Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

    Nasional
    Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

    Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

    Nasional
    Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

    Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

    Nasional
    Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

    Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

    Nasional
    Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

    Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

    Nasional
    Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

    Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

    Nasional
    Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

    Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

    Nasional
    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    Nasional
    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Nasional
    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Nasional
    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

    Nasional
    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Nasional
    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com